Penumpang Selamat Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Bersaksi; Rusia Salah Tembak?
BAKU, inibalikpapan.com – Dua penumpang korban kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh di Kazakhstan katakan kepada Reuters bahwa mereka mendengar setidaknya satu ledakan keras saat mendekati tujuan awalnya di Grozny di Rusia selatan.
Penerbangan J2-8243 jatuh pada hari Rabu dan meledak di dekat kota Aktau di Kazakhstan.
Pesawat ini berbelok dari wilayah Rusia selatan tempat Moskow telah berulang kali menggunakan sistem pertahanan udara terhadap pesawat nirawak serang Ukraina.
Setidaknya 38 orang tewas sementara 29 orang selamat.
“Setelah ledakan itu…saya pikir pesawat itu akan hancur,” Subhonkul Rakhimov, salah satu penumpang, mengatakan kepada Reuters dari rumah sakit.
Dia mengatakan bahwa dia mulai membaca doa dan bersiap setelah mendengar ledakan itu.
“Jelas bahwa pesawat itu telah rusak dalam beberapa hal,” katanya. “Pesawat oleng.”
Penumpang lain di pesawat itu mengatakan kepada Reuters bahwa dia juga mendengar ledakan keras.
“Saya sangat takut,” kata Vafa Shabanova, seraya menambahkan bahwa ada juga ledakan kedua.
Kemudian, pramugari menyuruhnya pindah ke bagian belakang pesawat.
Kedua penumpang mengatakan tampaknya ada masalah dengan kadar oksigen di kabin setelah ledakan.
Penangguhan Penerbangan Seluruh Maskapai Azerbaijan Airlines
Azerbaijan Airlines menangguhkan sejumlah penerbangan ke kota-kota Rusia pada hari Jumat.
Pihaknya mengatakan kecelakaan itu karena gangguan eksternal fisik dan teknis tanpa merinci gangguan tersebut.
Empat sumber yang mengetahui temuan awal investigasi Azerbaijan terhadap bencana itu mengatakan kepada Reuters pada Kamis, 26 Desember 2024, bahwa pertahanan udara Rusia secara keliru menembak jatuh pesawat itu.
Rusia peringatkan supaya semua pihak tunggu investigasi resmi selesai dan tidak sekadar ambil kesimpulan.
Embraer adalah pesawat jet penumpang telah terbang dari ibu kota Azerbaijan, Baku, ke Grozny, di wilayah Chechnya selatan Rusia, sebelum berbelok ratusan mil melintasi Laut Kaspia.
Pesawat itu jatuh di pantai seberang Laut Kaspia setelah apa yang menurut pengawas penerbangan Rusia adalah keadaan darurat yang mungkin disebabkan oleh serangan burung.
Rekaman dari para penumpang di pesawat sebelum jatuh menunjukkan masker oksigen turun dan orang-orang mengenakan rompi pelampung.
Rekaman selanjutnya menunjukkan penumpang yang terluka dan memar keluar dari pesawat.
Setelah kekacauan pendaratan darurat, ada keheningan sebelum erangan para korban luka dimulai, kata Rakhimov.
Risiko Penerbangan di Zona Perang Rusia – Ukraina
Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines itu telah menggarisbawahi risiko bagi penerbangan sipil bahkan ketika mereka terbang ratusan mil dari zona perang, terutama ketika perang drone besar sedang berlangsung.
Pesawat Azerbaijan Airlines mengalami masalah di dekat Grozny yang berjarak lebih dari 850 km dari garis depan di Ukraina.
Tetapi masih menjadi target berulang bagi pesawat nirawak Ukraina yang telah menyerang jauh di belakang garis Rusia.
Rusia menggunakan peralatan pengacau elektronik canggih untuk membingungkan lokasi dan sistem komunikasi pesawat nirawak Ukraina.
Negara ini juga gunakan sejumlah besar sistem pertahanan udara untuk menembak jatuh pesawat nirawak tersebut.
Sejak Rusia mengirim ribuan pasukan ke Ukraina pada tahun 2022, maskapai penerbangan yang terbang di sekitar Ukraina dan Rusia menutup bandara-bandara besar di Rusia barat daya.
Pengawas penerbangan Rusia mengatakan pada Jumat (27/12/2024) bahwa pesawat putuskan ubah rute dari tujuan awalnya di Chechnya.
Saat itu di tengah kabut tebal dan ada peringatan lokal atas pesawat nirawak Ukraina.
Rosaviatsia mengatakan bahwa kapten sempat dapat tawaran mendarat di bandara lain. Tetapi ia pilih Aktau di Kazakhstan.
Ia katakan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan komprehensif kepada investigasi Kazakhstan dan Azerbaijan yang menyelidiki kecelakaan itu.
Pihak Kremlin sempat dapat pertanyaan wartawan terkait pertahanan udara Rusia secara keliru menembak jatuh pesawat itu.
Tapi juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa ia tidak perlu berbicara sampai penyelidikan resmi mengungkap fakta.
BACA JUGA