Perang Dagang Dengan China Memanas, Donald Trump Temui PM Jepang

WASHINGTON, inibalikpapan.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba untuk pertama kalinya pada Jumat (7/2/2025).
Dua negara ini tengah sama-sama waspada akan kebangkitan China dalam perdagangan.
Dalam tiga pekan pertama masa jabatannya, Trump menyatakan perang dagang dengan Kanada hingga India serta China.
KIni upayanya adalah pendekatan lebih konvensional terhadap sekutu lama Washington di Asia-Pasifik, termasuk Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Filipina.
Namun persahabatan tersebut mungkin teruji karena pertikaian awal Trump dengan China terkait opioid sintetis dan peringatan tarif terhadap negara lain, termasuk Jepang, terancam mengganggu hubungan komersial di Asia dan sekitarnya.
Trump mengenakan tarif sebesar 10 persen pada semua impor dari China dimana para konsumen dan pebisnis kedua negara kalang kabut.
Jepang sangat bergantung pada perdagangan dimana negara ini merupakan eksportir utama dan mengandalkan impor untuk sebagian besar makanan dan sumber daya alamnya.
Banyak perusahaannya berinvestasi besar dan bergantung pada China.
Tokyo memiliki pandangan yang sama dengan tim keamanan nasional Trump terhadap China terkait ambisi global dan klaim teritorial Beijing yang luas di Asia.
Termasuk Taiwan yang merupakan penghasil chip penting.
Pada saat yang sama, pejabat Jepang sangat ingin agar Beijing merayu presiden AS dengan janji kerja sama pada isu-isu global utama, termasuk perdagangan.
Trump berbicara dengan Presiden China Xi Jinping beberapa hari sebelum menjabat dan mengatakan dia akan segera membahas tarif dengannya.
PM Jepang Sambut Baik Undangan Donald Trump
Bagi Tokyo, kunjungan awal ke Gedung Putih merupakan sinyal yang menjanjikan dari pemerintahan Trump yang baru.
“Ada dua kepala negara asing yang dapatkan undangan,” kata Rahm Emanuel, duta besar Biden untuk Tokyo. “Yakni Netanyahu dari Israel, dan Jepang. Jadi itu hal yang baik, dan itu pertanda baik.”
Trump dekat dengan mendiang Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tetapi tidak memiliki hubungan dengan Ishiba, yang baru menjabat pada bulan Oktober.
Karena itulah undangan ini istimewa dan Jepang juga berencana mengundang Trump ke negara tersebut.
Delegasi Jepang akan menghadirkan Sunao Takao, penerjemah lama Abe yang pernah secara bercanda disebut Trump sebagai perdana menteri junior.
Tokyo telah mengambil langkah yang tidak biasa dengan menugaskan Takao, yang sekarang menjadi birokrat senior kementerian luar negeri.
Ia akan jadi penterjemah bagi Ishiba dengan harapan dapat menghidupkan kembali hubungan tersebut.
Jepang mendesak Trump untuk menuntut konsesi guna mengurangi surplus perdagangan bilateral sebesar $56 miliar dan mencegah ancaman tarif.
Tokyo telah mempersiapkan beberapa konsesi, kata sejumlah pejabat kepada Reuters.
Salah satunya adalah pertimbangan membeli lebih banyak LNG dari Amerika Serikat dan menawarkan dukungan untuk jaringan pipa gas senilai $44 miliar di Alaska.
CEO SoftBank Masayoshi Son juga berjanji untuk menginvestasikan ratusan miliar dalam kecerdasan buatan di AS.
Opsi untuk meningkatkan investasi manufaktur di AS, chip semikonduktor, dan kecerdasan buatan juga mungkin akan jadi bahasan dalam diskusi tersebut.
BACA JUGA