Pertamina Inisiasi Sentra Souvenir Desa Wisata Sungai Wain
Balikpapan, Inibalikpapan.com – Selama ini Balikpapan dinilai masih minim akan keragaman souvenir khas. Jika wisatawan berkunjung ke Balikpapan, toh mereka biasanya membawa buah tangan berupa perhiasan dari manik-manik dan berbagai batu-batuan yang dijual di Pasar Kebun Sayur atau olahan boga bahari seperti Kepiting Dandito.
Namun, souvenir khas Kota Balikpapan yang tidak “itu-itu saja” nampaknya akan segera merebak di pasaran. Hal ini berkat program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT. Pertamina yang menggandeng warga Desa Wisata Sungai Wain, Km. 15 Balikpapan.
Beberapa tahun terakhir, area tersebut dikenal sebagai desa wisata yang dianugerahi keindahan alam. Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) sudah dikenal dan menjadi alternatif tujuan ekowisata di Balikpapan. Di kawasan ini, wisatawan bisa menikmati suasana dan suara alam seperti mendengar kicauan burung dan suara-suara serangga yang masih langka.
“Siapa yang ingin mengenal keaneragaman hayati yang unik dan langka, akan datang ke HLSW,” sebut Agusdin, ketua kelompok pengrajin yang juga tokoh penggerak di kawasan itu.
Pertamina bukan tanpa alasan memilih Desa Sungai Wain. Warga khususnya yang berada di RT 036, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara ini masuk dalam kawasan ring I wilayah aset milik Pertamina di kawasan Sungai Wain, yakni, keberadaan Reservoir Sei Wain. Program ini menjadi wujud tanggung jawab sosial Pertamina bagi warga yang tinggal di sekitar aset pendukung operasinya.
Total warga dengan jumlah penduduk 476 orang dan 138 kepala keluarga di sana memiliki beragam mata pencaharian. Dari jumlah tersebut, beberapa warga yang pekerjaannya masih tidak tetap ini seringkali mengisi waktu senggang mereka untuk membuat kerajinan, seperti atap dari daun nipah-nipah, maupun rajutan dan anyaman rotan. Berbekal sumber daya alam yang melimpah di sekitar desa, juga kemampuan dasar dalam membuat kerajinan, Pertamina melihat potensi itu bisa dikembangkan.
Maka, dirumuskanlah sebuah program CSR yang mengarah pada kegiatan pelatihan souvenir asli Balikpapan dan memfokuskan kerajinan dengan bahan dasar batok kelapa, ukiran kayu dan anyaman rotan. Sejak Maret 2015 (tahap I) hingga Mei 2017 (tahap II), warga Desa Sungai Wain mengikuti pendampingan dan pelatihan pembuatan souvenir asli Balikpapan. Ini juga sekaligus untuk meningkatkan ekonomi warga di sana. Pada pelaksanaannya, Pertamina menunjuk Discover Borneo (DB) sebagai Tim Pelaksana.
Dari Kemampuan Dasar ke Komersialisasi
Program ini diawali dari social mapping dan observasi tim CSR Pertamina di kawasan ini. Sejumlah wawancara dengan warga dilakukan bertahap untuk merumuskan sebuah program yang tepat sasaran. Termasuk survei bahan baku ke dalam area hutan dan lingkungan sekitar serta kawasan HLSW. Didapati begitu banyak bahan yang tidak produktif dan dengan sentuhan kreatif bisa dimaksimalkan menjadi souvenir yang layak jual.
Pada pelatihan tahap I, 4 orang warga yang menjadi perwakilan kelompok pengrajin dikirim ke Jogjakarta guna studi banding pada 19 sampai 25 Maret 2015. Perwakilan ini kelak akan mengepalai projek souvenir dan bertanggung jawab sebagai ketua kelompok pengrajin di daerahnya.
Kunjungan pertama adalah Cumplung Adji Craft milik Nur Taufik di Desa Santan. Proses pelatihan dimulai dari tahap pengenalan pra produksi dengan melihat video sekaligus diskusi awal, pengenalan dasar bahan-bahan dan kemudian praktek lapangan, praktek pembuatan souvenir hingga kunjungan ke beberapa warga binaan yang menjadi mitra produksi Cumplung Adji Craft. Di akhir pelatihan, peserta sudah membawa serta sejumlah sampel karya yang dihasilkan dari produksi tangan sendiri.
“Fokus kami setelah mengetahui teknik dasar pembuatan souvenir berbahan dasar batok kelapa, adalah membuat motif souvenir yang berhubungan dengan kultur Kaltim atau Balikpapan,” kata Rebu, salah satu peserta pelatihan.
Beberapa sampel motif yang berhasil dibuat seperti Mandau, Tameng Dayak, Burung Enggang, Beruang Madu, Obor Kilang Pertamina. Peruntukan souvenir itu ada yang untuk gantungan kunci, hiasan meja hingga tempelan dinding.
Nilai tambah yang diperoleh dari kunjungan ini yakni pembelajaran penataan sebuah kawasan menjadi desa wisata. Para peserta pelatihan seusai latihan juga mempelajari bagaimana Desa Santan bertumbuh dari sebuah kawasan yang tidak dikenal menjadi salah satu Kampung Wisata unggulan di Jogja, khususnya dari sisi sentra kerajinan souvenir.
“Kami mendapat manfaat ganda dari kunjungan ini karena tipikal desa Santan ini memiliki kemiripan dengan Desa Sungai Wain,” sebut Djuwariah, Ibu RT 036 yang ikut dalam kesempatan pelatihan tersebut.
Program tahap I ini berlanjut dengan menghadirkan mentor sekaligus pelopor kerajinan Batik dan Ukiran Kayu. Ialah Kemiskidi dan John, perintis Desa Sentra Kerajinan di Krebet, Jogja, yang juga pemilik Sangar Peni, tempat kerajinan terbesar di kawasan tersebut, yang ditunjuk sebagai mentor dan dihadirkan ke Desa Wisata Sungai Wain.
Selama 6 hari, tepatnya pada 20 sampai 27 Mei 2015, sharing ilmu dilakukan sekaligus pengembangan kemampuan/upskilling. “Kami sangat bersemangat melihat kesungguhan para peserta. Ada dasar dan kemampuan. Saya yakin tidak akan sulit untuk mengembangkan ke tahap produksi selanjutnya,” ungkap Kemiskidi.
Saat pelatihan ini berjalan, Kepala Disporapar Balikpapan Oemy Facessly berkesempatan datang untuk menyatakan apresiasinya bagi Pertamina dan juga peserta. “Balikpapan mempunyai visi Kota Industri, Jasa dan Pariwisata. Kami berterima kasih pada Pertamina dan sangat terbantu dengan adanya program ini,” sebut Oemy.
Pihaknya juga menyatakan langsung di depan peserta agar bisa menjual produknya di Kantor Dinas Pariwisata, di mana tamu-tamu dari luar kota seringkali berkunjung menanyakan informasinya. “Kami menunggu hasil produksinya. Ke depan, kami siap mempromosikan souvenir karya warga Sungai Wain kepada stakeholder pemerintah,” tambahnya.
Beri Manfaat Untuk Semua Kalangan
Dengan adanya program ini, dampak positifnya tidak hanya diterima oleh warga binaan, tapi juga dari sisi pemerintah, swasta atau stakeholder serta PT. Pertamina sendiri sebagai inisiator.
Dari aspek warga, adanya peningkatan skill dan wawasan dan bertambahnya kekompakan antara warga karena proses kerja ini mengharuskan kerja kelompok. Masing-masing berperan penting untuk menghasilkan sebuah produk yang menjual.
“Kami berterima kasih dan bersyukur dengan adanya kegiatan Pertamina ini. Setidaknya dua manfaat kami peroleh, warga semakin kompak dan produktif, serta ada tambahan ekonomi yang bisa dihasilkan melalui kerjasama,” ujar Agus, ketua RT 36, Desa Sungai Wain, yang memberi testimoninya di sela pelatihan di Balikpapan.
Program ini melibatkan hingga 12 orang per kelompok yang dibagi berdasarkan spesifikasi produk yang mereka hasilkan.
Suksesnya perjalanan program pelatihan tahap I ini berhasil mengundang sejumlah stakeholder dan mitra potensial yang siap mendukung terwujudnya sentra souvenir khas Balikpapan. Mereka yakni Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, organisasi pegiat wisata, swasta, sentra UKM di Balikpapan dan outlet souvenir di Pasar Kebun Sayur serta media, baik konvensional maupun online.
Kontributor: Harry Firman
BACA JUGA