Top Header Ad

Perundungan di Kalangan Pelajar Makin Marak, Pemerintah Didesak Tetapkan Darurat Bullying 

Setop perundungan / bullying / UPT. SMP NEGERI 1 DATUK LIMA PULUH
Setop perundungan / bullying / UPT. SMP NEGERI 1 DATUK LIMA PULUH

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Belakangan perundungan di kalangan pelajar semakin marak. Hal itu disesalkan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih.

“Buktinya perundungan di kalangan pelajar malah semakin marak terdengar, dan pelakunya merata dari beragam strata sosial,” ujarnya dikutip dari laman DPR.

Dia pun mempertanyakan pencapaian pendidikan karakter yang tertuang di Peraturan Presiden (Perpres) dan Keputusan Menteri Pendidikkan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Karena kasus perundungan kini merata terjadi di berbagai daerah. Bahkan diantara korban yang masih pelajar sampai harus meregang nyawa. Hal itu juga diperkuat dari hasil survei

Survei Programme for International Student Assessment atau Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) 2019 oleh Organization for Economic CO-operation and Development (OECD) sekitar 41 persen anak di Indonesia mengalami perundungan lebih dari 1 kali dalam sebulan

“Saya mendesak pemerintah khususnya Kemendikbud RI untuk menyatakan darurat bullying (perundungan) agar semua pihak terkait dan masyarakat sama-sama aware dan sadar bahwa kondisi ini jangan disepelekan,” ujarnya. 

Dia mendesak pemerintah untuk mengevaluasi pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang menjadi salah satu pondasi program Nawacita Presiden 

Di samping itu, Kemendikbudristek RI juga telah meluncurkan program yang megah dan menghabiskan anggaran negara tidak sedikit yang bernama ‘Profil Pelajar Pancasila’.   

Program ini tertuang dalam Permendikbud RI Nomor 22 tahun 2020 tentang rencana strategis kementerian Pendidikan dan Kebudayan tahun 2020-2024. 

“Setelah enam tahun terbitnya Perpres 87/ 2017 dan tiga tahun Permendikbud 22/2020, maka kami jadi bertanya, apakah ini yang dinamakan hasil pendidikan karakter dan pelajar Pancasila?,” ujarnya 

“Apa jadinya masa depan bangsa bila kualitas pelajar saat ini lebih sering mempertontonkan urat ketimbang otak dan prestasi?”.

Sejumlah kasus perundungan diantaranya di Sragen sebanyak 25 anak korban perundungan menjadi mogok sekolah selama 1 bulan terakhir.

Kemudian di Samarinda pelajar SMA nekat menikam temannya sendiri karena tidak tahan dibully. Lalu anak pejabat DPRD di Kota Ambon yang menganiaya pelajar hingga tewas.  

Begitu juga di Temanggung siswa SMPN 2 Pringsuta nekat membakar sekolahnya karena dendam sering dibully oleh teman, termasuk oleh gurunya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.