PT PLN (Persero) menandatangani kerja sama dengan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait tata kelola satu data pengendalian perubahan iklim subsektor pembangkit tenaga listrik / IST

PLN-Ditjen Gatrik Kerja Sama Tata Kelola Satu Data Perubahan Iklim

JAKARTA, Inibalikpapan.com – PT PLN (Persero) dan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen pengendalian perubahan iklim subsektor pembangkit tenaga listrik.

Diantaranya dengan menadatangani kerja sama tata kelola satu data pengendalian perubahan iklim subsektor pembangkit tenaga listrik pada Peringatan Hari Bumi yang diselenggarakan di kantor pusat PLN, Jakarta Selatan, Rabu (08/05).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu menyampaikan, bahwa pemerintah  serius dalam memitigasi perubahan iklim. Hal ini selaras dengan komitmen Indonesia pada perjanjian paris untuk menjaga peningkatan suhu bumi tidak melampaui 1,5 derajat celcius.

”Jadi disampaikan Pak Dirut (Darmawan Prasodjo) tadi, kalau betul orang lain baru mewacanakan baru merumuskan, kita sudah mengimplementasikan di dalam perencanaan,” ujarnya dalam keterangan tertulis PLN.

“Itulah komitmen dari Pemerintah, kita ikut serta. Tadi sudah disampaikan bagaimana dampak global warming, sudah ada regulasi (di) seluruh dunia tidak boleh lebih dari 1,5 (derajat),”

PENINGKATAN TATA KELOLA

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kerja sama dalam rangka mensinergikan program pelaporan, verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK), dan implementasi Nilai Ekonomi Karbon (NEK).

Hal itu dalam rangka pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC) serta peningkatan tata kelola pengendalian perubahan iklim subsektor pembangkit tenaga listrik.

BACA JUGA : ​​​​​​​Harga Melonjak dan Sulitnya Dapat Tiket Pesawat ke Balikpapan, Wali Kota Berharap Ada Solusi

”PLN dan Ditjen Gatrik sudah tercipta suatu sinergi dalam upaya mengendalikan perubahan iklim pada subsektor pembangkit tenaga listrik,” ujarnya.

“Termasuk implementasi perdagangan karbon, pertukaran data pelaksanaan penghitungan emisi GRK, serta saling mendukung dalam pengembangan kapasitas dan knowledge sumber daya manusia,”

Dulu, sistem perhitungan dan pelaporan emisi GRK PLN masih manual dan dilaporkan melalui APPLE-Gatrik milik Ditjen Gatrik.

APLIKASI PLN CLIMATE CLICK

Saat ini, PLN memiliki aplikasi PLN Climate Click yang tidak hanya untuk fungsi penghitungan dan pelaporan emisi GRK, serta perdagangan karbon, namun juga untuk aksi mitigasi dan aksi adaptasi perubahan iklim.

Dengan terintegrasinya sistem, data lebih akurat, efisien dan efektif. Selain itu, akan memudahkan kedua belah pihak dalam perubahan dan pengembangan fitur pada kedua aplikasi tersebut.

Ke depannya, PLN dan Ditjen Gatrik juga dapat mengembangkan fitur lainnya guna meningkatkan tata kelola perubahan iklim.

“Dengan kolaborasi ini akan meningkatkan tata kelola mitigasi perubahan iklim yang semakin komprehensif,” ucap Darmawan.

Berkaitan dengan upaya memitigasi perubahan iklim, Darmawan mengutarakan, PLN bersama Pemerintah telah menerbitkan Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL) terhijau sepanjang sejarah yang telah diselaraskan dengan Rencana Usaha Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).

Di dalam RUPTL terbaru, penambahan pembangkit baru di Indonesia pada tahun 2040 akan berasal dari energi baru terbarukan sebesar 75% dan 25 % sisanya berbasis pada gas.

Hal ini sejalan dengan peta jalan transisi energi guna mencapai Net Zero emissions (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat.

”Ini adalah tantangan besar. Hari ini, saya harus memberitahu semuanya, bahwa bumi sedang memanas dan kita perlu mengurangi emisi gas rumah kaca dan PLN berkomitmen penuh untuk melakukan hal tersebut,” ujarnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Networks

suara