PLN Indonesia Power dan China Energy Sepakat Kembangkan EBT di Sulawesi

PLN
Disaksikan oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (paling kanan) dan Board Chairman of CEEC, Song Hailiang (paling kiri), penandatanganan Perjanjian Studi Pengembangan Bersama (Joint Development Study Agreement/ JDSA) dilakukan oleh Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha (kedua dari kanan) dan Chairman of China Energy International Group, Lyu Zexiang (kedua dari kiri) di Jakarta pada (21/3/2024). Foto Inibalikpapan/ PLN

JAKARTA, Inibalikpapan.com – PT PLN (Persero) sebagai pemain kunci dalam agenda transisi energi di tanah air, terus menjalin sinergi dengan mitra nasional dan global. Hal ini dilakukan untuk mengakselerasi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) secara masif.

PLN melalui Sub Holding PLN Indonesia Power menandatangani Perjanjian Studi Pengembangan Bersama. Atau Joint Development Studi Agreement (JDSA) dengan China Energy Engineering Group Co., Ltd (CEEC). Kerja sama ini terkait pengembangan proyek energi hijau secara komprehensif di Sulawesi. Penandatanganan dilakukan di Jakarta , (21/03/2024).

Kesepakatan dengan China Energi untuk pengembangan energi hijau ini juga sejalan dengan agenda Pemerintah. Yakni untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat.

”Penandatanganan kerja sama ini menjadi momen penting mengingat dalam waktu dekat Pemerintah bersama PLN akan merilis Rencana Usaha Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang baru. Di sana akan diatur terkait pembangunan pembangkit EBT skala besar dan green transmission line yang menghubungkan antar pulau di tanah air,” ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam High-Level Business Meeting PLN-CEEC di Jakarta, (21/03/2024).

Dalam desain RUKN terbaru ditetapkan bahwa ekosistem EBT Indonesia akan ditopang oleh pembangkit berbasis hidro dan geothermal sebesar 32 Gigawatt (GW). Juga pembangkit berbasis surya dan angin sebesar 28 GW. Menurut Darmana pengembangan green transmission line akan berperan krusial untuk menyalurkan listrik hijau antar pulau.

”Ada mismatch antara lokasi sumber hidro dan geothermal dengan pusat beban. Untuk itu, kita perlu menghubungkan Sumatera ke Jawa, Kalimantan ke Jawa, Nusa Tenggara Timur ke Jawa, Kalimantan ke Sulawesi, yang di dalamnya akan ada proyek besar perancangan dan pengembangan green transmission line,” lanjut Darmawan.

Baca juga :

data-type="link" data-id="
Baca Juga:
Baitul Maal PLN Tebar Kebaikan di Ramadan Kepada 50 Ribu Penerima Manfaat

Dukungan China

Board Chairman of CEEC Group, Song Hailiang mengatakan, pihaknya siap mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencapai NZE di tahun 2060 atau lebih cepat. Dalam hal ini CEEC optimistis karena telah memiliki sejarah panjang kerja sama pengembangan EBT dengan PLN.

”Indonesia merupakan mitra penting Tiongkok dalam bersama-sama membangun dan berkontribusi terhadap target NZE 2060 di Indonesia,” tutup Song.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.