Presiden Ukraina Berharap Donald Trump Perjuangkan Keadilan
KYIV, inibalikpapan.com – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy jadi salah satu pemimpin dunia pertama yang ucapkan selamat kepada presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Trump adalah sosok yang mengkritik skala dukungan militer dan finansial AS untuk Kyiv. Ia juga berjanji untuk segera mengakhiri perang dengan Rusia meski tidak menjelaskan caranya.
Ukraina memanfaatkan citra Donald Trump sebagai pemimpin yang tangguh.
Harapan Ukraina adalah membujuk presiden AS yang baru terpilih itu agar tidak meninggalkan perjuangannya dalam upaya mencapai perdamaian dengan Rusia.
Dalam pesannya di X, Zelenskiy katakan sedang menantikan era Amerika Serikat yang kuat di bawah kepemimpinan tegas Presiden Trump.
“Saya menghargai komitmen Presiden Trump terhadap pendekatan ‘perdamaian melalui kekuatan’ dalam urusan global,” tulis Zelenskiy. “Prinsip ini dapat membawa perdamaian yang adil di Ukraina lebih dekat. Saya berharap kita akan mewujudkannya bersama-sama.”
Presiden Ukraina itu juga katakan telah menelepon Trump untuk memberi selamat kepadanya dan berjanji untuk bekerja sama dengannya.
“Kami sepakat untuk menjaga dialog yang erat dan memajukan kerja sama kami,” tulis Zelenskiy. “Kepemimpinan AS yang kuat dan teguh sangat penting bagi dunia dan untuk perdamaian yang adil.”
Dukungan AS Terhadap Ukraina Di Bawah Kepemimpinan Donald Trump
Kemenangan Trump atas Wakil Presiden Kamala Harris menimbulkan pertanyaan mengenai dukungan AS di masa mendatang.
Dukungan itu jadi kunci kelangsungan hidup Ukraina melawan musuh yang jauh lebih besar dan lebih siap.
Musim dingin yang sulit lainnya muncul karena pasukan Rusia telah maju dengan kecepatan tercepat sejak Ukraina pertama kali memukul mundur invasi mereka di pinggiran Kyiv pada awal 2022.
Ukraina, pada bagiannya, telah meluncurkan serangan besar pertamanya ke wilayah Rusia.
Setiap upaya baru untuk mengakhiri perang kemungkinan akan melibatkan pembicaraan damai dalam bentuk tertentu, yang belum pernah diadakan sejak bulan-bulan awal perang.
Pasukan Moskow menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina. Rusia mengatakan perang tidak dapat berakhir sampai aneksasi yang diklaimnya diakui.
Kyiv menuntut semua wilayahnya kembali, posisi yang sebagian besar didukung oleh sekutu Barat di bawah pemerintahan AS yang akan berakhir di bawah Joe Biden.
Kenaikan Obligasi
Dikutip dari Associated Press, obligasi negara internasional Ukraina naik hampir 2 sen dalam perdagangan awal Eropa pada hari Rabu. Investor katakan pasar mengantisipasi berakhirnya perang lebih cepat sekarang setelah Donald Trump menang.
Sebagai pendukung militer utama Ukraina, AS telah mengirimkan puluhan miliar dolar dalam bentuk senjata, dan memimpin upaya internasional untuk mengisolasi Moskow secara diplomatis dan melalui sanksi keuangan.
Namun, Ukraina juga menyatakan rasa frustrasinya atas penundaan persetujuan rudal, tank, pesawat, dan senjata lainnya oleh pemerintahan Biden.
Baru-baru ini, Ukraina telah meminta Barat untuk mencabut pembatasan penggunaan rudal untuk menyerang jauh ke Rusia. Ukraina menganggapnya perlu sehingga menghambat serangan jarak jauh Rusia.
BACA JUGA