Program Kota Kita di GSU Tahap Penyediaan Air Bersih
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Balikpapan, terus mengoptimalkan program Kota Kita yang akan segera dilaunching. Setelah melewati sosialisasi pada Agustus lalu.
Dengan menargetkan kawasan Kelurahan Gunung Sari Ulu (GSU) sebagai pilot project penyediaan air bersih.
Tepatnya peningkatan sumur bor dalam yang sudah ada di RT 35 untuk mencakup empat RT yakni RT 29, RT 35, RT 37, R di Kelurahan Gunung Sari Ulu.
Kepala Diseperkim Balikpapan Rafiuddin mengatakan, program Kota Kita dalam proses pengerjaan dan hampir rampung.
“Tinggal perapian saja, agar air yang disediakan ini layak untuk dimanfaatkan oleh warga,” ujar Rafiuddin, Senin (9/9/2024).
Dalam program ini, Disperkim turut membangun kolaborasi bahwa penanganan kumuh di Balikpapan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, yakni menggandeng pihak swasta.
Ada pun beberapa pengerjaan mencakup pekerjaan reservoir air, water treatme Dengan pengadaan mulai dari tandon mesin filter air, selang, pipa dan lain sebagainya.
Sebelum diluncurkan, Rafiuddin menuturkan bahwa pihaknya juga telah melakukan uji coba air sumur bor dalam tersebut kepada laboratorium kesehatan (Labkesda) Balikpapan.
“Alhamdulillah hasilnya cukup positif, layak untuk indikator air bersih,” ucapnya.
Pembuatan Atap Pelindung
Tahap pekerjaan selanjutnya ialah membuat atap pelindung. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan dan melindungi filter-filter air. Supaya air dihasilkan tidak terganggu dengan lainnya.
Disperkim akan menyerahkan kepada kelompok penerimaan (KKP) manfaat. Kemudian KKP akan berembuk dengan RT dan warga terkait pemanfaatan air.
Mulai dari kelompok pengelolanya, hingga operasional merujuk keberlanjutan pemeliharaan air sumur bor dalam tersebut.”Mudah-mudahan setelah kita treatment, air bisa dimanfaatkan maksimal. Karena selama ini mereka beli tandon, paling tidak kita bisa bantu sebagian warga sekitar lokasi tersebut,” akunya.
Mengapa program ini harus diwujudkan, sebab Ibu Kota Negara (IKN) kata Rafiuddin sudah pindah ke Kaltim. Daerah paling terdampak adalah Balikpapan. Bukan hanya itu, ‘proyek raksasa’ Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina atau peningkatan proyek kilang Balikpapan yang berdasarkan data menyerap 19 ribu tenaga kerja dan sekarang sudah sekitar 10 ribu tenaga kerja.
“Apapun alasannya Kota Balikpapan ini sudah seperti ‘gula’, kedatangan ‘semut’ dari luar daerah. Mereka menginap di sekitar 6 kecamatan Kota Balikpapan. Tentu, ini menambah kontribusi kota seperti sampah, sanitasi, limbah dan air bersih dan lainnya. Sehingga, harus sama-sama dicarikan solusi,” kata Rafiuddin
Nantinya, kata Rafiuddin, tak melulu membahas persoalan yang jadi domain tugas dan fungsi (tusi) Disperkim tetapi juga Dinas Kesehatan Kota (DKK), Dishub, PDAM, Bappeda-Litbang, perizinan dan yang paling penting juga keamanan, ketertiban masyarakat (kamtibmas). Sehingga, narasumbernya sangat bervariatif.
“Kami ingin jadikan program ini nanti menjadi ajang curhat tetapi goalnya adalah bagaimana memecahkan persoalan secara baik, regulatif dan solutif. Kita coba di sejumlah titik dulu nanti,” kata Rafiuddin.
BACA JUGA