Top Header Ad

Proses Pemeriksaan Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Berlangsung

Kotak Hitam Jeju Air

SEOUL, inibalikpapan.com – Tim penyelidik telah selesai mengambil data dari salah satu kotak hitam pesawat Jeju Air yang meledak pada Minggu 29 Desember 2024 lalu.

Dikutip dari BBC, kementerian transportasi Korea Selatan katakan saat ini proses ada pada tahapan konversi data dari perekam suara kokpit sekarang menjadi file audio.

Sedangkan kotak hitam Jeju Air yang kedua, yakni perekam data penerbangan, akan dikirim ke Amerika Serikat untuk proses analisa.

Penyelidik berharap data penerbangan dan perekam suara akan memberikan informasi penting tentang momen-momen krusial sebelum terjadinya ledakan.

Penyelidik mengatakan tidak mungkin untuk memecahkan kode perekam data penerbangan secara lokal, yang rusak dalam kecelakaan itu. Dan kotak hitam Jeju Air itu juga tidak memiliki konektor yang dibutuhkan.

Pada insiden tersebut, sekitar 179 orang tewas setelah pesawat itu menabrak sebuah tembok dan meledak.

Bencana ini disebut sebagai kecelakaan pesawat paling dahsyat di Korea Selatan.

Libatkan Ahli dari Dua Negara

Para ahli Korea Selatan terlibat dalam proses analisis di AS, kata mereka. Mereka juga tambahkan sedang berdiskusi dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) mengenai kapan harus menyerahkan perekam data penerbangan.

NTSB telah mengerahkan pejabat ke lokasi kecelakaan di daerah Muan Korea Selatan untuk membantu menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat tersebut.

Jeju Air adalah jenis pesawat Boeing 737-800 sedang melakukan perjalanan dari Bangkok ketika mendarat di Bandara Internasional Muan pada hari Minggu.

Pesawat ini melaju tanpa roda dan menabrak dinding di ujung landasan dan terbakar hingga menewaskan hampir semua penumpang, kecuali dua awak.

Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dan para penyelidik sedang melihat kemungkinan oleh serangan burung atau kondisi cuaca.

Mereka juga memeriksa dinding beton di ujung landasan, yang menurut beberapa ahli dapat memperburuk dampak kecelakaan tersebut.

Para penumpang pada penerbangan 7C2216 berusia antara tiga dan 78 tahun. Sebagian besar berusia 40-an, 50-an, dan 60-an, menurut kantor berita Yonhap.

Dua warga negara Thailand termasuk di antara korban tewas dan sisanya diyakini warga Korea Selatan, kata pihak berwenang.

Semua Korban Telah Teridentifikasi

Butuh waktu berhari-hari bagi para pejabat untuk mengidentifikasi jenazah melalui sidik jari atau DNA, yakni dengan sampel air liur yang dikumpulkan dari anggota keluarga. Pasalnya banyak dari jenazah tersebut telah rusak parah.

Namun pada hari Rabu, penjabat presiden Choi Sang-mok mengumumkan bahwa 179 korban di dalam pesawat tersebut kini telah teridentifikasi.

Perayaan Hari Tahun Baru di seluruh negeri telah dibatalkan untuk menghormati para korban dan keluarga mereka.

Pihak berwenang telah mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari.

Pada konferensi pers pada hari Selasa, CEO Jeju Air Kim Yi-bae mengatakan bahwa maskapai tersebut sedang mempersiapkan kompensasi darurat untuk keluarga korban dan akan menanggung biaya pemakaman.

Dia juga mengatakan bahwa pemeriksaan pra-penerbangan terhadap pesawat tersebut tidak terdeteksi adanya masalah meskipun masih ada proses investigasi mengenai penyebab kecelakaan itu sedang berlangsung.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.