Puluhan Seniman Gelar Pameran “Sinergi”
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Puluhan seniman menggelar pameran dengan tema” Sinergi” di Lemari Seni Balikpapan, Jalan Markoni Atas 47, yang berlangsung sejak 15 hingga 20 Januari 2019.
Dari rilis yang diterima Inibalikpapan, puluhan seniman dari lintas genre tersebut, bukan saja berasal dari Kota Balikpapan, tapi juga dari Kutai Kartanegara, Samarinda maupun Bontang. Bahkan ada satu peserta yang dari Bali.
Berbagai genre, ditampilkan mulai dari seni lukis, kriya, fotografi, kerajinan tangan, hingga fashion. Selain itu juga ada pertunjukan seni dari sejumlah seniman dan musisi selama berlangsungnya pameran. Termasuk juga ada workshop dan diskusi-diskusi.
“Pameran ini bertujuan membangun lingkaran pengkarya yang baik dan sehat, yang cenderung membesar,” ujar Abi Ramadan Noor, koordinator pameran, yang juga Ketua Forum Kreatif Usaha Sama-sama (Fokus) Kota Balikpapan.
“Dengan bersinergi, para seniman akan membangun dan memastikan hubungan kerja sama yang produktif serta harmonis dengan para pelaku seni yang lain untuk meghasilkan karya bermanfaat dan berkualitas,”
Pameran ini menjadi awal untuk melanjutkan kembali sebuah perjuangan hidupnya seni dan budaya di Kota Balikpapan. Mereka memiliki misi dan mimpi, mempertajam eksistensi serta turut mengambil peran membangun atmosfer kota yag seimbang, dengan hidupnya seni dan budaya.
“Balikpapan bukan kota seni. Artinya, perlu lebih banyak usaha untuk mengenalkan seni di sini. Dengan bergerak bersama, itu lebih baik dari bergerak sendiri atau hanya beberapa. Kita bisa kok melakukan kolaborasi, bahkan dengan seniman dari kota/kabupaten lain,” ujarnya.
Dia menambahkan, melalui pameran seni tersebut, pelan-pelan juga dibentuk kebiasaan baru, budaya baru, dalam berpameran seni. Misalnya mengenalkan ke masyarakat tentang tata tertib datang ke suatu pameran seni. Belum semua tercipta ideal di pameran ini, karena ini lebih ke mengawali.
Seniman yang berpartisipasi dalam rangkaian pameran yakni Abi Ramadan Noor (pelukis), Atha Nalurita (shibori), Stand Up Comedy Balikpapan, Yuspitayanty (fotografi), Yoga (daur ulang limbah kayu), Khodijah (fotografi), Astri (menggambar/kerajinan tangan), Hilda Jayanti (kerajinan kain flannel).
Arik Yustitia (alat olahraga dan seni bumerang), Prima Jaka Mulya (seni tari, teater, seni pertunjukan), Ganecha Yudhistira (fotografi), Sanggar Atap Jerami (musik dan tari), NSTD (handmade craft), Gaticha Damayanti G (kriya-keramik), Nirwanda Al Mirawati (origami dan paper flower), Aditya Dinda Swardhani (kriya tekstil),
Waldorf Study Grup Balikpapan (art for education and healing), Arbiyansyach Jueng (fotografi), Kasno (seni kriya), Teater Junjung Nyawa (seni pertunjukan), Miko Nugroho (fotografi), Irma Irmaya Pratiwi (leaf cutting), Siti Rahmah (kriya tekstil), Chintya Pamithaningrum (kriya tekstil), Misdariah (kriya tekstil), Arif Lugonto (pelukis), Ayu Marizha (kriya tekstil), dan Nova Triani (kriya tekstil). Selain mereka, ada juga Sape Ansamble Balikpapan Society (SABS), Cahaya Mendung (musik), Biru Tamaela (musik).
“Belum pernah juga saya dengar ada pameran kolaborasi lintas genre yang seperti ini di Balikpapan. Apalagi pameran yang dihelat secara mandiri, seperti ini. Saya mengajak beberapa kawan di kampus untuk ikut pameran,” ujar Gaticha, mahasiswi Intitut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tenggarong.
BACA JUGA