Puskesmas Kesulitan Beri Obat, Imbas Warga Positif Covid-19 Tak Melapor
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengaku, beberapa hari terakhir ini kasus kematian di Kota Balikpapan akibat terpapar Covid-19 cenderung naik, hal ini kerap disebabkan keterlambatan membawa pasien ke rumah sakit.
“Begitupun dengan daya tampung ICU tak lagi mencukupi. Sehingga yang harusnya dirawat di ICU tetap dirawat namun di ruang isolasi atau UGD,” ujar Andi Sri Juliarty saat dikonfirmasi awak media, Rabu (14/7/2021).
Dia meminta masyarakat untuk memahami, bahwa Covid-19 adalah penyakit menular. Sehingga yang harus ditekan adalah proses penularan. “Karena bagaimanapun Rumah Sakit memperluas daya tampung, lantaran penularan terjadi lebih cepat,” katanya.
Selain itu, tinggi kasus pasien covid yang meninggal didominasi oleh pasien isolasi mandiri. Hal ini disebabkan berbagai faktor. Yakni para pasien Covid-19 banyak yang belum melakukan pemeriksaan swab. Sehingga saat ia meninggal baru diketahui bahwa pasien tersebut tersebut terpapar Covid-19.
“Ada yang memang belum periksa jadi itu Covid atau tidak dan merasa meninggal karena penyakitnya, misalnya memang punya jantung atau diabetes, tetapi sebelum meninggal ada gejala yang menyerupai Covid-19 maka tolong keluarga yang berduka melapor ke Puskesmas untuk dilakukan test antigen posmortem,” jelasnya.
“Kalau dia negatif maka dia dilanjutkan pemakaman biasa, kalau dia positif mohon kesediaan keluarga untuk dimakamkan secara Covid,” tambahnya.
Penyebab lain biasanya banyak pasien yang telah mengetahui dirinya positif namun memilih menjalani isolasi dirumah. Pasien inilah yang harus benar-benar dipantau oleh pihak Puskesmas agar mengetahui kondisi terkini. Hanya saja banyak yang tidak melapor kepada Satgas Covid-19 sehingga sulit untuk memantau.
“Kami selalu memantau yang penting laporannya masuk. Tapi ada juga pasien yang dia periksa sendiri ke lab, dia dapat hasilnya positif, isolasi mandiri sendiri dan nggak ada laporan ke RT dan puskesmas. Kalau Puskesmas dilaporkan, minimal Puskesmas dapat memantau lewat video call atau telpon kalau memang nggak bisa datang dan dikirimi obat,” ungkapnya.
“Kalau pun ada RT yang memberi obat ke pasien covid yang sedang isoman, berarti pasien tersebut sudah melaporkan ke RT, dan pihak RT akan meneruskan ke Puskesmas agar diberi obat antivirus, antibiotik dan vitamin yang diserahkan ke RT atau diantar langsung ke pasien,” tambahnya.
Namun ada juga yang tidak mengetahui aturan, sehingga saat dinyatakan positif Covid-19 pasien tersebut memilih melakukan perawatan sendiri di rumah. Bahkan ada yang melakukan perawatan hanya berbekal pengetahuan melalui google.
“Ada memang yang tidak tahu aturannya, ada yang melapor dan ada yang merasa sanggup isolasi sendiri karena baca di internet. Lalu ada memang yang di rumah karena daya tampung di rumah sakit sudah penuh,” tutupnya.
BACA JUGA