Ramai-Ramai Pedagang Pasar Tradisional Gunakan QRIS: Cerita dari Balikpapan-Banjarmasin
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Transformasi digital kini mulai merambah pasar tradisional, dengan para pedagang yang semakin banyak mengadopsi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Para pedagang menilai penggunaan QRIS memberikan kemudahan dan efisiensi dalam transaksi. Ini dirasakan oleh para pedagang di Balikpapan dan Banjarmasin.
Inisiatif Balikpapan
Herlinda (45), pemilik kios cinderamata di Plaza Kebun Sayur, menyatakan bahwa penggunaan QRIS sangat membantu dalam proses jual beli di kios.
“Kadang orang yang mau belanja itu nanya, bisa pakai QRIS gak,” kata Herlinda. Meskipun mayoritas transaksi masih menggunakan uang tunai, sekitar 30 persen pembelinya telah beralih ke transaksi digital. Herlinda menambahkan bahwa mengikuti perkembangan teknologi adalah keharusan agar kiosnya tidak ditinggalkan pembeli.
Di sisi lain, Hj. Desy (66), seorang pedagang sembako di Jalan Sultan Hasanuddin, mengakui meskipun penggunaan QRIS masih tergolong sedikit, setiap hari ada transaksi digital yang mencapai Rp 2 juta. “Jumlah tidak tentu, bisa sampai Rp 2 juta sehari yang gunakan,” ujarnya.
Namun, ia mencatat bahwa mayoritas pembeli masih menggunakan uang tunai, dengan perbandingan cash 70 persen dan digital 30 persen.
Murdani (40), pemilik kios klontongan di Pasar Pandansari, melihat perbandingan yang lebih seimbang antara transaksi tunai dan digital. “Sama rata mas, orang tua itu jarang pakai, yang banyak itu anak muda kebanyakan,” ujarnya. Menurutnya, pengguna QRIS cenderung lebih suka dengan kemudahan transaksi tanpa perlu menyiapkan uang kembalian.
Namun, Murdani mencatat kendala pada waktu pencairan dana dari QRIS ke rekening yang memerlukan jeda waktu tertentu. “Mereka itu mau dapat modal pagi, siang atau sore sudah bisa cair untuk belanja lagi. Kalau pakai QRIS kan enggak bisa langsung cair,” tambahnya.
Inisiatif Banjarmasin
Di Banjarmasin, sistem pembayaran QRIS di Pasar Tradisional juga sudah mulai pemerintah cancangkan. Misalnya di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin.
Menurut pemkot setempat, Pasar Tungging Belitung mengawali lokasi penggunaan QRIS di pasar tradisional kota berjuluk Seribu Sungai.
Dengan sistem ini, konsumen tidak lagi perlu menggunakan uang tunai dan cukup memindai QR barcode yang tersedia untuk menyelesaikan transaksi. “Sistem pembayaran QRIS untuk memudahkan transaksi. Yang jelas menghindari uang palsu, kembalian tidak perlu, dan setiap transaksi pasti tercatat,” kata Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina.
Di Pasar Tungging, 100 dari 400 pedagang telah menggunakan QRIS. Ahmad, seorang pedagang baju, mengaku sangat terbantu dengan sistem pembayaran digital ini.
“Pembayaran jadi lebih gampang. Sebelum ada QRIS beberapa konsumen memang sering tanya. Bisa nggak pakai non tunai? Jadi dulu itu pake transfer-transfer aja,” ujar Ahmad. Ia berharap dengan adanya QRIS, konsumen usia muda yang melek transaksi digital bisa lebih banyak mampir ke tokonya.
Dukungan dan Target dari Bank Indonesia
Anantama Kurnia Buana, Analis Yunior Unit Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran (SP) dan Pengawasan Sistem Pembayaran-Pengelolaan Uang Rupiah (PUR) di Bank Indonesia, menjelaskan bahwa QRIS bertujuan untuk menyederhanakan berbagai metode pembayaran yang sebelumnya beraneka ragam. “Satu barcode QR bisa diterima semua jasa pembayaran misal Gopay, Ovo, Link Aja, Dana, BNI,” katanya.
QRIS memungkinkan transaksi hingga Rp 10 juta dan menargetkan peningkatan pengguna. Pada 2023, targetnya adalah 45 juta pengguna, sementara pada 2024 ditargetkan naik menjadi 55 juta pengguna baru. Di Kalimantan Timur, targetnya adalah 65 ribu pengguna baru pada 2024, dengan volume transaksi mencapai 10 juta, meningkat dari 7 juta pada 2023.
QRIS awalnya gratis, namun kebijakan baru menetapkan bahwa usaha mikro tetap gratis untuk transaksi di bawah Rp 100 ribu, sedangkan transaksi di atas itu kena biaya 0,03 persen per transaksi.
Adopsi QRIS di pasar tradisional Balikpapan dan Banjarmasin menunjukkan bahwa digitalisasi pembayaran semakin diterima oleh masyarakat. Pengalaman positif dari para pedagang, seperti Herlinda, Hj. Desy, Murdani, dan Ahmad, mengindikasikan bahwa QRIS menawarkan kemudahan dan efisiensi dalam transaksi. Meskipun masih ada tantangan, seperti waktu pencairan dana, manfaat QRIS menjadikannya solusi ideal untuk era digital.
BACA JUGA