Resmi, PSSI Tunjuk Pelatih Asal Jepang Mochizuki Satoru Jadi Pelatih Timnas Wanita
JAKARTA, Inibalikpapan.com – PSSI menunjuk Mochizuki Satoru pelatih asal Jepang untuk menangani Timnas Wanita Indonesia. Penunjukan Satoru menjadi bagian dari kerja sama PSSI dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) yang diresmikan Mei 2023.
“Pelatih Satoru yang dipilih untuk tangani timnas putri ini, punya track record bagus dan mumpuni untuk memajukan sepak bola putri di Tanah Air,” ujar Ketua Umum PSSI Erick Thohir dikutip inibalikpapan.
Menteri BUMN Ini menyatan, sengaja memilih Satoru karena memiliki pengalaman 10 tahun membangun sepak bola wanita Jepang. Termasuk sempat menjabat staf kepelatihan di timnas wanita Jepang.
Satoru juga dianggap berkontribusi besar dalam keberhasilan Timnas Wanita Jepang. Karena pernah menjadi juara pada Piala Dunia 2011 dan semifinalis Olimpiade 2008 serta runner-up Olimpiade 2012.
“Saya pilih Jepang karena tradisi sepak bola putri Jepang sangat kuat. Juara dunia sekali, dan sembilan kali lolos terus ke putaran final Piala Dunia putri sejak 1991,” ujarnya saat memperkenalkan Satoru.
Erick menyatakan sepak bola wanita Indonesia tengah berada di momentum positif untuk makin ditingkatkan prestasi dan kualitasnya. Satoru dikontrak hingga dua tahun kedepan.
Saat ini, sejumlah pemain timnas putri Indonesia tengah meniti karier di luar negeri. Mereka terdiri dari Helsya Maeisyaroh, Sheva Imut, Shafira Ika yang memperkuat klub tier 4 Jepang, FC Ryukyu Ladies. Kemudian ada pula Fani Supriyanto yang membela klub divisi satu Liga Putri Arab Saudi, Al Hammah.
Timnas putri Indonesia terakhir mencetak prestasi lolos ke Piala Asia Wanita 2022. Namun, Safira Ika Puteri cs, gagal melaju ke fase gugur.
Meski saat ini PSSI fokus pada timnas putri, namun Erick menyatakan tidak melupakan sisi pembinaan. Untuk mendukung kompetisi atau liga sebagai kunci pembinaan, PSSI tengah menyusun cetak biru kompetisi wanita dari usia muda, sebelum menggulirkan Liga 1.
“Salah satunya, akhir bulan ini akan digelar turnamen putri usia muda U10 dan U14. Ini awal karena harus dimulai dari usia 9, 12, 14, yang menandakan pembinaan dari bawah. Lalu dibuat zona-zona yang diikuti klub, sehingga baru bisa dijadikan liga. Turnamen-turnamen muda ini bisa menyalurkan kompetisi dan menampung bakat sepakbola wanita kita,” ucap Erick.
BACA JUGA