Respon Guru Besar Hukum International UI Hikmahanto Juwana Terkait Penolakan Terhadap Timnas Israel
JAKARTA, Inibalikpapan.com – Penolakan kedatangan Timnas Israel berbuntut Panjang. Pasalnya, FIFA membatalkan drawing Piala Dunia U-20 yang rencananya digelar pada 31 maret 2023 di Bali dipastikan batal.
Hal itu kemudian memunculkan khwatiran para pecinta sepak bola nasional, Indonesia ataupun PSSI akan kembaii dibekukan FIFA seperti pada periode 2015-2016 lalu.
Guru Besar Hukum International Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana angkat bicara. Dia kemudian menyayangkan aksi penolakan terhadap Timnas Israel
Menurutnya, Indonesia tidak perlu menolak kehadiran Timnas Israel. Tetapi cukup dengan menyatakan sikap menolak kebijakan Israel yang disebut mengambil paksa dan menduduki tanah Palestina dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM)
Kecaman terhadap kebijakan Israel dinilai sebagai amanah dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebut bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
“Bila suatu saat pemerintah Israel sudah mengakui kemerdekaan negara Palestina dan mengembalikan tanah Palestina kepada rakyat Palestina, maka Indonesia pun tidak bisa tidak untuk mengakui negara Israel dan menjalin hubungan diplomatik,” kata Hikmahanto dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com
Namun, lanjut dia, Indonesia akan terus menolak Israel dan warganya jika mengedepankan persepsi yang mengharamkan Israel.
“Penolakan Timnas Israel untuk bertanding di Indonesia seolah membuat Indonesia lebih Palestina daripada Palestina,” tambah dia.
Pasalnya, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun telah menyatakan bahwa pihaknya tidak keberatan jika Timnas Israel bertanding di Indonesia.
Lebih lanjut, Hikmahanto pun menyoroti Parlemen Israel Knesset yang hadir dalam Sidang Majelis Uni Interparlemen ke 144 di Nusa Dua Bali pada Maret 2022 lalu.
Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani itu menegaskan Indonesia tidak memiliki kendali atas pihak-pihak yang diundang oleh penyelenggara event internasional seperti FIFA.
“Sepanjang Indonesia telah menyatakan diri bersedia menjadi tuan rumah maka Indonesia harus mengambil risiko untuk tidak menolak siapa pun anggota dari penyelenggara event internasional,” tandasnya.
BACA JUGA