Ribuan Pelaku UMKM Kaltim Terdampak Covid, Perlu Pendampingan Platform Digital

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Wabah covid-19 yang sudah berlangsung selama 4 bulan telah mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat termasuk juga bidang perdagangan, dan usaha kecil menengah di Kalimantan Timur.

Sekitar 304.000 usaha di Kaltim sangat terdampak terutama di tiga kota yakni Samarinda, Balikpapan dan Bontang termasuk bidang usaha yang tersebar di 7 kabupaten lainnya.

Kepala Dinas Perindustrian, UMKM dan Koperasi Provinsi Kaltim Fuad Assadin  menjelaskan  dari 304.000 bidang usaha itu, sebanyak 163 ribu unit merupakan bidang perdagangan (55 persen), industry makanan 93 ribu unit (30 persen) dan Jasa 28 ribu unit,  industri pengolahan 13 ribu (4 persen) dan industri kerajinan  sebanyak 1.573 unit atau 0,5 persen.

“Kurang  lebih sebanyak 297.060  unit (94 persen)  usaha itu menyebar di tiga kota yakni  158 ribu unit (51 persen) ada di Samarinda,   lalu di Balikpapaan 105 060 unit  atau 34 persen,  dan kota Bontang 27.076   atau 8,8 persen.  Sisanya 16.853 unit usaha tersebar di 7 kabupaten di Kaltim,” bebernya dalam webinar Grab meluncurkan Program TerusUsaha di tengah covid-19 belum lama ini.

Assadin menyebutkan dari data yang dimiliki bahwa diakhir 2019 jumlah jumlah Industr kecil menengah  terdapat 13.194 dengan penyerapan  tenaga kerja sebanyak 26 ribu orang, disusul industry besar sebanyak 242 peusahanan menyerap 43 ribu lebih orang.

“Hanya saja pada penyebaran covid berdampak aktivitas industri terjadi aktivitas kerja menurun, penjualan menurun, suplai terhambat, peningkatan bahan baku dan penopang terdampak. Akibat semua usaha mengalami penurunan aktivitas, ada bertahan ada yang menghentikan usaha/produksi. Usaha produksi dan  pemasaran UMKM alami  hambatan ada 30-70 persen pengaruh,” jelasnya.

Begitu juga disektor UMKM usaha kuliner yang berhenti sementara karena penjualan turun. Namun banyak pula pelaku usaha  UMKM pedagan yang menyiasati dengan penjualan online.

“Masyarakat di Kaltim termasuk pengguna dan pembelanja, berdasarkan survey cukup pesat (online) termasuk didalamnya pelaku usaha kita,” ujarnya.

Assadin juga membeberkan bahwa berdasarkan hasil survey pusat pelayanan terpadu kepada 4000 pelanggan,  ditemukan sekitar 57 persen, pelaku usaha mengeluhkan kesulitan pemasan produk, 23 persen mengeluhkan persoalan permodaalan, 10,4  persen kesulitan distribusi angkutan dan 9,4 persen  keluhan produksi dan bahan baku.

“Dengan dampak ini pelaku usaha menurunkan produksi sehingga berimplikasi pada  beban operasional dan gaji, karyawan yang dirumahkan,” katanya.

Dia berharap ada dukungan Grab terhadap UMKM di Kaltim baik melalui kerjasama pelatihan, pendampingan dan akses jasa usaha.

“ Harapan kita adanya kerjasama grab dan UMKM. Dukungan usaha mikro usaha kecil menengah ada keringanan, lalu bisa memberi pelatihan dan akses jasa usaha, tadi kan ada pelatihan. Ini luar biasa.   Pendamping dan informasi pasar terhadap komoditi yang banyak diminati masyarakat,” ujarnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.