RSKD Balikpapan Dukung Penuh Program Gratispol, Kekurangan Dokter Spesialis Jadi Tantangan
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Direktur Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan, Edi Iskandar, memastikan masyarakat kini bisa berobat gratis lewat program “Gratispol” gagasan Pemprov Kaltim. Program ini menjamin pembiayaan bagi warga yang belum memiliki BPJS Kesehatan maupun yang kepesertaannya tidak aktif.
“Kita sudah langsung merespons dan mendukung penuh programnya Pak Gubernur untuk gratis pol,” ujar Edi.
Ia menjelaskan, warga yang belum terdaftar akan langsung masuk datanya ke BPJS Kesehatan oleh pemerintah provinsi. Pemerintah akan membayarkan iurannya. Sementara bagi peserta BPJS yang statusnya tidak aktif, tetap bisa berobat dengan ketentuan dilayani di kelas 3.
“Kalau dalam berobat JKN-nya tidak aktif, ya nanti akan diadakan oleh gratis pol, tapi dengan syarat diberikan menjadi kelas 3,” katanya.
Bagi warga yang memiliki tunggakan BPJS, Edi menegaskan bahwa mereka tetap akan pemerintah bantu. Namun, jika sebelumnya berada di kelas 1 atau 2, akan teralihkan ke kelas 3. “Mekanisme tetap mengikuti sistem rujukan, tapi sekarang masyarakat nggak usah takut ke rumah sakit, cukup bawa KTP,” tambahnya.
Sejak program meluncur, pemerintah telah melayani 589 pasien rawat jalan di RSKD. “Per hari bisa lebih dari 100 pasien. Terutama yang emergensi,” kata Edi.
Layanan dan Rencana RSKD Balikpapan
RSKD saat ini menjadi salah satu pusat layanan kesehatan rujukan di Kalimantan Timur. Hampir semua layanan tersedia, termasuk kemoterapi dan radioterapi, yang banyak dimanfaatkan pasien dari luar daerah. Satu dari dua alat radioterapi kini sedang dalam perbaikan, namun pelayanan tetap berjalan.
“Kita punya dua alat radioterapi. Satu aktif, satu lagi dalam perbaikan. Jadi tidak sampai terhenti,” jelasnya. Setiap hari, 30 sampai 40 pasien mereka layani untuk terapi radiasi dalam dua sesi: pagi hingga malam.
Di tengah lonjakan pasien, RSKD masih kekurangan tenaga dokter spesialis dan ini menjadi persoalan yang akhirnya berpotensi bisa tidak bisa melayani kasus tertentu. “Kita baru punya dua dokter bedah jantung, padahal perlunya empat. Bedah anak cuma satu, idealnya dua atau tiga,” ungkap Edi.
Ia juga menyampaikan, akhir tahun ini pihaknya berencana meluncurkan layanan kedokteran nuklir untuk deteksi kanker. “Mudah-mudahan bisa diresmikan akhir tahun ini atau awal tahun depan,” ujarnya.
Dengan program ini, Edi berharap masyarakat tak lagi khawatir dengan biaya saat membutuhkan layanan medis. “Semua pembiayaan sekarang aman sudah. Masyarakat bisa berobat tanpa memikirkan biaya,” pungkasnya.***
BACA JUGA
