Top Header Ad

Ruang Isolasi di RS Over Kapasitas, Pasien Positif Covid-19 Tertahan di UGD

Andi Sri Juliarty

BALIKPAPAN, Inibalikpapan .com – Ruang isolasi  di rumah sakit di Kota Balikpapan untuk pasien positif covid-19 gejala ringan hingga gejala berat over kapasitas. Akibatnya sejumlah pasien positif covid-19 yang harusnya masuk ke ruang isolasi terpaksa dirawat di unit gawat darurat (UGD)

“Dan akhirnya pasien dirawat dibebeapa UGD belum bisa masuk kamar, untuk itu kami minta pengertian pasien-pasien yang ada di UGD saat ini ,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty.

Pasalnya, pasien covid-19 tidak bisa dicampur dalam satu ruangan dengan pasien penyakit lain. Karena bisa terjadi penularan. “Sementara pasien covid-19 tidak bisa ditaruh disembarangan ruangan, kita tidak bisa mencampur dengan pasien-pasien lain,” ujarnya.

Menurutnya, meningkatnya kasus covid-19 menyebabkan ruang isolasi di 8 rumah sakit telah terisi. Maksimal hanya 212 kamar dan tempat tidur. Namun jumlah pasie positif covid-19 gejala sedang hingga berat yang dirawat mencapai 224 kasus. Sehingga sebagian dirawat di UGM sementara.

“Jika memang belum bisa masuk ke dalam kamar ya karena kondisinya memang penuh, sementara yang meningkat ini kan pasien covid-19,” ujarnya.

“Sehingga mohon kesabaran dan teruitama kita upayakan bagaimana mencegah ini lebih baik kita mencegah dari pada kita mengobati dan  kondisi begini over kapasitas terus di rumah sakit,”

Dia mengungkapkan, melonjaknya pasien covid-19 yang harus dirawat di rumah sakit mebuta tenaga medis harus kerja ekstra melayani. “ini juga membuat teman-teman di rumah sakit harus over ekstra untuk bekerja melayani akibat meningkatnya pasien covid-19,” ujarnya.

Kata dia, rumah sakit tidak mungkin menahan pasien positif covid-19 gejala ringan ataupun OTG agar menjalani perawatan. Karena sesuai aturannya, pasien OTG harus menjalani isolasi mandiri. Selain itu rumah sakit tidak bisa mengklaim biaya perawatan ke Pemerintah Pusat.

“OTG isolasi mandiri, jadi tidak ada rumah sakit yang menahan-nahan OTG karena klaim OTG tidak akan dibayar. Tentunya sudah dipilah tidak mungkin rumah sakit memulangkan kalau kondisinya memang tidak layak untuk dirumah pasti dipertahankan minimal di UGD,” ujarnya.

Dia menambahkan, pasien OTG yang positif covid-19 dan men jalani karantina dirumah maupun di Embarkasi Haji Batakan juga terus meningkat. Peningkatan itu karena masyarakat mulai sadar sehingga melakukan pemeriksaan swab mandiri di klinik maupun rumah sakit.

“Banyak OTG kita karena banyak yang secara sadar untuk memeriksakan mandiri, jadi kami banyak menerima hasil swab positif dari laboratorium baik klinik maupun rumah sakit , OTG kita sekarang 399 kasus,” ujarnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.