Sampah Organik Jadi Bahan Bakar Pembangkit, PLN UPDK Audiensi ke Wali Kota Balikpapan

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Guna mendukung program Presiden Joko Widodo untuk program  Green Energi di Indonesia, Manajemen PLN UPDK Balikpapan melakuka audiensi dengan Wali Kota Balikpapan terkait rencana kerjasama pemanfaatan sampah menjadi bahan bakar jumputan padat untuk Cofiring PLTU Teluk Balikpapan, di Kantor Walikota, Kamis (6/1/2022).

Manajer PLN UPDK Balikpapan, Otniel Marrung mengatakan, audiensi ini dilakukan sesuai dengan arahah Presiden yang mana sudah merencanakan program green energi yang akan dicanangkan pada pertemuan G20 di Indonesia bulan Oktober mendatang. 

Dimana Presiden Jokowi akan memaparkan progres Green Energi di Indonesia, setelah itu dari Pemerintah mengarahkan ke Komisaris Utama PLN memberikan penegasan untuk bisa PLN menjadi pilot projek  pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar, atau disebut cofiring.

“Nanti kita akan menggunkan sampah sebagai bahan bakar tambahan untuk PLTU, yang diharapkan emisi kita bisa turun, begitu juga dengan sampah di TPA Manggar berkurang, untuk itulah tujuan kerja sama ini dengan Pemkot Balikpapan kami lakukan,” ujar Otniel Marrung kepada Inibalikpapan.com, Kamis (6/1/2022).

Kata Otniel, pihaknya juga sudah koordinasi dengan DLH, dan melakukam survei ke TPA Manggar, rencana awal mau menggunakan satu persen dari total bahan bakar untuk PLTU atau kurang lebih 8 ton per hari, yang membutuhkan sampah kurang lebih 20 ton perhari. 

“Untuk pilot projek ini kita pakai sampah yakni standar SNI kelas 1, dimana 95 persen menggunakan sampah organik seperti dedaunan,” akunya. 

Apalagi ini sejalan dengan program Pemkot Balikpapan yang akan melakukan pengurangan sampah di 2023, selama ini PLTU biasa menggunakan bahan bakar  batu bara, nanti sampah organik dibentuk seperti pelet pakan ikan tapi dengan ukuram lebih besar lagi sekitar 6 mm.

“Nanti pengelolaannya di TPA Manggar, pihak PLN akan menginvestasikan peralatan, sampai dengan jadinya pelet. Kita evaluasi hasilnya pilot projek misalnya jika menguntungkan kita akan perbesar kapasitasnya,” imbuhnya.

Untuk saat ini PLTU Kariangau menggunakan 70 ton Batu bara perjam untuk satu unit pembangkit, tidak ada kesulitan sampai saat ini untuk pasokan bahan bakar dari dalam negeri.

“Dimana PLN UPDK ini mengelola pembangkit  PLTU Kariangau, PLTD Batakan, PLTD Gunung Malang, Barabai dan Tanjung Aru,” tutupnya. 

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.