Satgas Yonif 611/Awang Long Memperkuat Ketahanan Pangan Untuk Bantu Masyarakat

MERAUKE, Inibalikpapan.com – Guna mendukung program ketahanan pangan di wilayah Papua khususnya Kabupaten Merauke, Satgas Yonif 611/Awang Long Pos Kondo menanam padi yang nantinya hasil dari panen tersebut dapat digunakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan di Kampung Kondo, Distrik Neukenjerai Kab. Merauke. Kamis, (08/04/2021).

Dalam hal tersebut Dansatgas Yonif 611/Awang Long Letkol Inf Albert Frantesca yang dalam rilis tertulisnya mengungkapkan “kegiatan yang kita laksanakan ini bertujuan agar katahanan pangan di daerah papua khususnya Kabupaten Merauke tetap stabil.

“Dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012, sistem pangan nasional menempatkan kedaulatan dan kemandirian pangan sebagai spirit/pondasi dalam melaksanakan pembangunan pangan nasional, pada aspek ini Satgas Yonif 611/Awang Long mengutamakan produksi pangan yang beraneka ragam untuk menjamin pemenuhan pangan hingga ke individu dengan memanfaatkan potensi dan kearifan lokal secara bermartabat,” ungkapnya.

Lebih lanjut diucapkan pada sisi capaian ini untuk mewujudkan ketahanan pangan tidak memisahkan ketahanan dan keamanan pangan. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi masyarakat sampai dengan perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup. “Baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk mencapai tujuan akhir yaitu individu dan masyarakat yang hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan,” ucap Dansatgas.

Dansatgas menambahkan pmerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi telah mengintengrasikan pendekatan pembangunan ketahanan pangan dan gizi untuk konteks Indonesia.

“Untuk itu kita Satgas Yonif 611/Awang Long memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk perlu memahami terlebih dahulu definisi ketahanan pangan. Berdasarkan World Food Summit (1996), ketahanan pangan terjadi saat semua orang, kapan saja, memiliki akses fisik dan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi makanan yang aman dan bergizi dengan cukup untuk kehidupan yang sehat dan aktif. Hal ini dapat diidentifikasi dari empat indikator, yaitu ketersediaan pangan secara fisik (physical availability), akses secara ekonomi dan fisik untuk mendapatkan bahan pangan (economic and physical availability), pemanfaatan bahan pangan (food utilisation), dan stabilitas dari ketiga indikator tersebut,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.