Top Header Ad

Sebut Ada Pungli Retribusi Sampah dan Parkir, Syukri : Saya Kantongi Beberapa Bukti

Balikpapan Super Blok
Balikpapan Super Blok Pusat Perbelajaan

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Balikpapan Syukri Wahid menyebutkan, terjadi pungutan liar untuk retribusi sampah . Anggota Komisi I itu bahkan mengaku, mengantongi data soal pungli tersebut.

Selain retribusi sampah, retribusi parkir tepi jalan pun dianggapnya terjadi pungli. Karena potensi retribusi parkir tepi jalan mencapai Rp 10 miliar tapi kini realisasi hanya sekitar Rp 3 miliar. Sehingga dia menganggap tidak masuk akal.

“Masa seluas Kota Balikpapan ini retribusi cuma Rp 3 miliar, itu gak masuk akal. Kami pernah kaji itu potensi parkir tepi jalan itu Rp 10 miliar dan pernah kita sampai angka 10 miliar, jadi saya gak mengada-ada saya sebutkan dengan data,” ujarnya.

“Jadi yang saya kritisi itu parkir tepi jalan, retribusi persampahan saya akan kerjar terus. Karena saya sudah mengantongi beberapa praktek yang mengambil di developer khususnya, jadi mereka gak mau repot, tinggal bayar selesai,”

Di mencontohkan dugaan praktek pungli Balikpapan Super Blok (BSB) untuk retribusi sampah. Petugas dan kendaraan dari dinas terkait mengambil sampah ke dalam. Seharusnya petugas mengambil sampah di tempat pembuangan sementara (TPS).

“Contoh BSB itu dalam Perwali harus mengantarkan sampahnya itu sampai ke TPS tugas mereka (BSB/developer) itu bawa sampah dari dalam keluar, kenyataannya yang kami survey itu ada mobil pemerintah kita yang masuk,” ujarnya

“ Jadi ada semacam praktek=praktek pungutan dan itu sudah saya kantongi beberapa bukti. Jadi bensinnya kita punya, pegawainya kita punya tapi ambil diiwlayah disitu yang harusnya tanggungjawab developer,”

Menurutnya, dalam Perwali sudah jelas bahwa sampah diangkut petugas dari TPS kemudian dibawa ke TPA Manggar. “Yang mengatur proses dari TPS ke TPA itu yang diatur di Perwali sudah bagus tapi implementasinya jadi oknum bermain,” ujarnya.

“Karena saya sudah mengantongi beberapa praktek yang mengambil di developer khususnya, jadi mereka gak mau repot, tinggal bayar selesai

Yang mengatur proses dari TPS ke TPA itu yang diatur di perwali, perwalinya sudah bagus tapi implementasinya jadi oknum bermain,”

Kata dia, selama ini untuk retribusi sampah yang dibayar warga melalui PDAM Tirta Manggar terkumpul sekitar Rp 5 miliar. Sementara yang dipungut melalui developer sekitar Rp 7 miliar. Padahal lanjutnya, potensi retribusi sampah bisa jauh lebih besar.

“Selama ini warga membayar retribusi sampah itu dititipkan di PDAM itu Cuma bisa dikumpulkan Rp 5 miliar, selisihnya itu leweat pungutan oleh aparat yang ada di dinas terkait yang dipungut developer di rumah-rumah dan itu ternyata Cuma sampe 7 miliar saja padahal potensinya itu besar,” ujarnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.