Sekelumit Kenangan Bendera Merah Putih dari Desa Nenang Penajam

Inibalikpapan.com – Jangan melihat warna merah yang sudah luntur dan warna putih yang sudah memudar, tapi makna 🇮🇩bendara inilah yang istimewa buatku dan kakak”ku.

🇮🇩Bendera seharga Rp.55.000 rupiah, dibeli dari gaji pensiunan almarhumah mama. Ada kisah tersendiri dari selembar 🇮🇩bendera merah putih ini.

⚘Sudah menjadi kebiasaan mama ketika memasuki bulan Agustus, beliau pasti menyibukkan kami anak-anaknya untuk menghias rumah, memasang 🇮🇩bendera merah putih, baik yang kecil-kecil atau yang besar, serta pernak-pernik merah putih. Dan anehnya, 🇮🇩bendera itu tiap tahun harus selalu baru, bahkan terkadang mama menjahit sendiri 🇮🇩bendaranya.

⚘Suatu hari dibulan agustus (aku lupa tahunnya) saat aku, kakak dan mama bersantai diruang keluarga, mama meminta kakaku nani membeli beli 🇮🇩bendera yang baru untuknya.
“ni.. tolong pang mama dibelikan 🇮🇩bendera,” pinta mama.
“Ya.. nanti aja saya belikan,” jawab kak nani.
“Nanti kapan, ini bentar lagi 17 agustus” katanya.

“Nanti ma.. kan masih lama, lagian sekali-kali da pasang 🇮🇩bendera da papa ma, toh tiap taun kita selalu pasang 🇮🇩bendera,”bantah kakak..”kalau ga ada, pakai 🇮🇩bendera yang lama aja ma. yang penting masih 🇮🇩bendara ya kan,”lanjutnya.

Seketika itu air mata mama menetes. aku dan kakak terkejut bukan kepalang, setengah menghardik dan menangis mama berkata “Apa!, jangan sembarangan ngomong. kamu da tau, perjuangan mendirikan 🇮🇩bendera itu. mama jahit dengan tangan sendiri, 🇮🇩bendera merah putih itu dalam ketakutan. sementara itu jepang didepan pintu rumah kita mau menghabisi kami, selesai mama jahit, mama sembunyikan dibawah tikar, karena kalau sampai jepang tau kita menyimpan 🇮🇩bendera nyawa taruhannya,” ceritanya sembari mengingat kenangan diawal tahun 50an saat mama masih tinggal di desa Nenang kabupaten Penajam.

Sampai berhari-hari mama hanya bisa menyimpan 🇮🇩benderanya dibawah tikar, sambil menunggu suasana kondusif hingga 🇮🇩bendera itu bisa berkibar didepan rumahnya.

⚘Aku dan kakakpun ikut menangis, betapa cintanya mama dengan negeri ini. Dia cuma perempuan biasa, hanya bisa baca tulis tak mengeyam pendidikan tinggi, tapi mampu menghargai 🇮🇩bendera dan perjuangannya.

Sementara kita anak negeri, kurang pandai menghargai jernih perih mereka, yang mengorbankan jiwa raga untuk mengibarkan 🇮🇩bendera pusaka merah putih.

Bila pembaca kerumahku saat ini. bisa dilihat 🇮🇩bendera yang telah usang berkibar diujung halaman. ini adalah🇮🇩 bendera dari gaji terakhir mama. akan terus ku kibarkan untuk mengenang cinta beliau terhadap tanah air ini.

🌷berkibarlah
🇮🇩bendera mamaku
🇮🇩bendera negeriku
🇮🇩bendera merah putihku

Dirgahayu Indonesia ke 73 Tahun
ANDI noorhasANAh OESMAN
(ANDIANA OESMAN)
Jalan Kamboja 60 GSI, Balikpapan Tengah

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.