Sekitar 23,5 Persen Orangtua Tidak Setuju Anaknya Divaksin

Imunisasi anak / ilustrasi / alodokter

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Hasil survei Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyebutkan, masih banyak dari orangtua siswa yang tak setuju anaknya divaksin.

Dari hasil surveyiyang dilakukan  pada 5-8 Juli 2021 terhadap 9.287 responden orang tua siswa masin sekitar 23,5 persen yang tidak setuju anaknya divaskin.

Yakni dari usia 12-18 tahun di jenjang pendidikan: SD/MI; SMP/MTs; SMA/SMK/MA dan survei dilakukan di 168 kota/kabupaten dan 34 provinsi seluruh Indonesia..

“Sementara 23,5 persen orang tua tidak setuju anaknya divaksin dan 13,2 persen orang tua ragu-ragu anaknya divaksinasi,” kata Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com

Karenanya pemerintah diminta untuk menyoroti 36,7 persen orangtua yang masih tidak setuju atau ragu terhadap vaksinasi anak-anak. Sementara yang setuju anaknya divaksin 63,3 persen.

Dari survey P2G disebutkan mereka yang tidak setuju dan ragu beralasan khawatir efek samping yang buruk dari vaksin, vaksin bukan untuk kesehatan, vaksin tidak halal dan vaksin belum teruji.

“Seperti ada orang tua yang percaya vaksin berisi chip dari negara tertentu. Setelah anak divaksin maka chip tersebut akan melekat di tubuhnya. Ada juga yang percaya vaksin haram hukumnya, padahal MUI sudah mengeluarkan fatwa halal,” ucapnya.

Sosialisasi vaksin untuk menangkal isu seperti ini harus lebih masif dilakukan pemerintah, sebab survey P2G juga menemukan bahwa 55,5 persen orang tua tidak mengetahui informasi vaksinasi anak di daerahnya.

www.suara.com

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.