Serapan OP Beras Bulog di Balikpapan Paling Rendah Karena Persoalan Gengsi
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – OP Beras medium yang dilakukan Bulog Kaltimra selama dua hari khususnya di Balikpapan hanya menyerap 33 ton beras.
Penyerapan ini dinilai masih kecil dibandingkan daerah lain.
Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Kementerian Perdagangan RI, Wahyu Widayat mengatakan OP Beras medium di Balikpapan terbilang rendah padahal kualitas beras medium tidak kalah dengan beras yang beredar.
Dalam OP dua hari kemarin, total sebanyak 17 ton dihari pertama (9/1/2018), hari kedua (10/1/2018) sebanyak 16 ton yang terserap di pasar Pandan Sari dan Klandasan.
“Hasil sidak kami selama dua hari di Kaltim dan Kaltara menyimpulkan kualitas serapan beras medium Balikpapan rendah. Image (kualitas jelek) ini lah yang harus dihilangkan ,” tandasnya (11/1/2018).
Ia menilai gaya hidup masyarakat Balikpapan pada umumnya terbilang lain daripada daerah sekitarnya. Menurutnya ada gengsi jika mengkonsumsi beras Bulog.
“Kalau mengenai yang harga murah kan gengsi padahal kualitas hamper sama, bahkan kualitas Bulog bagus. Setelah OP tadi sudah kelihatan pada hari kedhua harga sudah turun,” nilai.
Untuk meyakinkan masyarakat, Wahyu bersama lima orang perwakilan pemerintah pusat mencicipi langsung beras kualitas medium di halaman kantor Perum Bulog Divre Kaltimra, kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Balikpapan Kota.
“Kualitas beras medium milik Bulog kami pastikan tidak jauh berbeda dengan premium yang ada di masyarakat,” ujarnya meyakinkan.
OP digelar serentak sejak Selasa (9/1) lalu di lima unit kerja Perum Bulog Divre Kaltim-Kaltara. Mencakup Tarakan, Tana Grogot, Samarinda, Balikpapan, Berau, dan PPU.
Kementerian Perdagangan ikut melakukan pemantauan di enam pasar di lima unit kerja.
Dari data Bulog Kaltimra sebanyak 10 ton terserap dalam sehari di Samarinda meliputi Pasar Segiri, Pasar Pagi dan Pasar Sungai Dama. Kemudian, 29 ton yang terserap di Pasar Guyen dan Tarakan di Kaltimra.
Agar penyerapan maksimal,Tim Satgas OP mesti secara mobile menyasar ke tiga pasar, dan lima rumah pangan kita (RPK) milik Bulog.
OP perdana di 2018 digelar merujuk aturan Mendag 31/2018 yang terbit 5 Januari 2018 lalu.
Dalam penyalurannya, Bulog memakai pola distributor untuk menekan harga beras medium yang mulai melambung di pasaran. HET beras medium saat ini mencapai Rp 9.850.
“Harga mulai sudah turun. Bulog sudah menyediakan beras dengan Rp 100 di bawah HET di daerah ini,“ tambahnya.
Di sisi lain, umumnya keterbatasan pasokan beras menjadi pemacu pemberlakuan harga di atas harga eceran tertinggi yang mulai diaplikasikan pada September 2017 lalu.
Kepala Bulog Divre Kaltimra Anwar menambahkan, bulog menjamin ketersedian beras mencapai 5,4 bulan ke depan.
“Itu belum termasuk cadangan pasokan kita sekira 1.000 ton dari Pare-Pare. Ketersediaan kita itu dengan asumsi, kebutuhan rastra 1.430 ton per bulan,”pungkasnya.
BACA JUGA