Top Header Ad

Setiap Tahun 100 Ribu Lahan Pertanian Alih Fungsi, Wapres : Saya Minta Tidak Ada Lagi Lahan Tidur

Gerakan Nasional Ketahanan Pangan 2023, di Taman Pancasila, Desa Wanajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu, (1/11/2023) /Setwapres)

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Setiap tahun alih fungsi lahan pertanian di Indonesia mencapao 90-100 ribu hektar pertahunnya. Kondisi tersebut yang mengancam ketananan pangan nasional.

Padahal untuk mencapai kemandirian pangan nasional pada 2024 nanti, Indonesia masih membutuhkan lahan pertanian tanaman padi seluas 12,48 juta hektare.

Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin meminta agar optimalisasi pemanfaatan lahan tidur. khususnya untuk menjadi lahan usaha tani yang produktif.

Hal itu disampaikannya saat meninjau kegiatan tanam serentak di seluruh wilayah Indonesia yang berpusat di Taman Pancasila, Desa Wanajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (01/11/2023).

“Saya minta tidak ada lagi lahan tidur, karena itu diperlukan optimasi lahan tidur sehingga menjadi lahan usaha tani yang produktif,” ujarnya dikutip inibalikpapan.

Wapres mengingatkan agar upaya optimasi lahan tersebut terus dilakukan dengan memperhatikan legalitas lahan yang jelas dan tidak dalam sengketa.

“TNI dan pemerintah daerah agar dapat memastikan legalitas lahan agar konflik dengan masyarakat sekitar dapat dihindari,” ujarnya.

Wapres juga mengharapkan agar pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus meningkatkan potensi sumber pangan lokal, utamanya peningkatan produksi bahan pangan dari sumber protein hewani dan nabati.

“Kenalkan diversifikasi makanan pokok non beras di daerah masing-masing yang memiliki nilai gizi setara dengan beras, seperti sagu, umbi-umbian, jagung, dan lainnya,” ujarnya

Pperan TNI dalam kerja sama ketahanan pangan juga harus diperkuat, khususnya dalam optimalisasi aset untuk peningkatan produktivitas pangan strategis, pengembangan komoditas pangan alternatif, peningkatan serapan pangan, serta pengamanan sumber dan jalur distribusi sebagai efek tangkal bagi kemungkinan kegiatan eksplorasi ilegal yang dapat merugikan negara.

“Seluruh pemangku kepentingan agar menjalankan kerangka kerja sama dan kemitraan multipihak yang terpadu dan inklusif, termasuk dalam penyediaan sarana dan prasarana, penganggaran yang tepat dan transparan, serta pendampingan kepada masyarakat agar lebih mumpuni,” ujarnya

Berdasarkan data Indeks Ketahanan Pangan Global atau Global Food Safety Initiative (GFSI), indeks ketahanan pangan Indonesia pada 2022 berada di angka 60,2 atau peringkat ke-63 dari 113 negara. Angka ini masih di bawah indeks rata-rata dunia sebesar 62,2 dan Asia Pasifik sebesar 63,42.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.