Silvia : Titik longsor Di Balikpapan Bertambah

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan terus melakukan pendataan terkait lokasi-lokasi rawan longsor di Kota Balikpapan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan Silvi Rahmadina mengungkapkan,  terjadi penambahan titik rawan bencana longsor di tahun 2022 ini.

“Tahun ini ada beberapa lokasi yang rawan longsor, sehingga warga di kawasan tersebut harus berhati-hati,” ujar Silvia Rahmadina kepada media, Rabu (21/9/2022).

Ia menyebutkan sedikitnya ada tiga titik baru rawan longsor yang ditemukan di Kota Balikpapan sepanjang 2022 ini. Yakni di satu titik Kelurahan Klandasan Ilir, Kecamatan Balikpapan Kota. Satu titik di Jalan Pelita, Kecamatan Balikpapan Selatan. Dan satu titik di perumahan Batu Ratna, Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara.

“Kalau bicara dari tanggal 26 Agustus 2022 lalu, kejadian yang baru ada di Klandasan Ilir RT 42. Juga di Selatan ada yang baru, di Pelita RT 12. Kalau di Utara itu di Batu Ratna Km 11. Itu yang baru,” kata Silvia.

Dari data awal yang dimiliki oleh BPBD Kota Balikpapan, saat ini untuk wilayah Kecamatan Balikpapan Timur ada tiga titik genangan rawan banjir. Kemudian di Kecamatan Balikpapan Selatan, terdapat 31 titik rawan banjir dan longsor.

Lalu, untuk Kecamatan Balikpapan Tengah, ada 6 RT rawan banjir, dan longsor ada 5 RT. Sedangkan untuk Kecamatan Balikpapan Kota terdapat 16 RT titik rawan banjir dan 6 RT rawan longsor.

Untuk kawasan Balikpapan Barat ada dua RT, tapi di kawasan itu biasanya banjir rob saja.
Untuk saat ini, menurut Silvi, pihaknya masih melakukan upaya pendataan daerah-daerah yang dianggap rawan terjadi bencana.

Pihaknya menggunakan dua macam data yakni data kajian dan data intensitas kejadian.
Sesuai standarnya untuk kajian 5 tahun sekali dilakukan updating data, tapi dalam 2 tahun bisa dilakukan apabila ada kejadian luar biasa atau data baru.

“Ada juga beberapa wilayah yang biasanya banjir, namun kemarin tidak banjir. Tapi itu siklus. Terulang bisa 4 tahun atau 5 tahun sekali baru daerah tersebut banjir,” tuturnya.

Sementara itu, Silvia mengatakan, berdasarkan data BMKG kota Balikpapan, pada September, curah hujan di Balikpapan tergolong tinggi. Menyikapi hal itu pihaknya menurunkan satuan tugas bersiaga selama 24 jam untuk memonitor jika ada laporan kejadian darurat yang diakibatkan bencana alam.

“Ciri tanah di Balikpapan ini berpasir dengan kontur yang berbukit-bukit. Meskipun curah hujan tidak tinggi itu cukup berbahaya. Jadi kami siagakan petugas selama 24 jam yang terbagi dalam beberapa shif untuk berjaga-jaga jika ada laporan warga,” katanya.

Berdasarkan data yang dihimpun BPBD kota Balikpapan, titik rawan longsor di Balikpapan tersebar di Kecamatan Balikpapan Kota, Balikpapan Selatan, Balikpapan Tengah dan Balikpapan Barat. Titik rawan longsor itu rata-rata terletak di kawasan pemukiman padat penduduk dan kawasan perbukitan.

Jika di persempit cakupannya, maka kelurahan yang rawan longsor adalah Prapatan, Karang Jati, Karang Rejo, Gunung Sari Ilir, Gunung Sari Ulu, Telaga Sari, Gunung Bahagia, Sungai Nangka, Mekarsari, Sepinggan Raya dan kawasan perbukitan lainnya.

“Tak hanya personil dari BPBD, tim SAR juga siaga dan tim lainnya saling bahu membahu untuk memberikan bantuan bencana. Kami juga mengimbau masyarakat yang tinggal di perbukitan wajib meningkatkan kewaspadaannya. Sebab dampak kerugian longsor sangatlah berbahaya,” kata Silvia mengingatkan.

Kata Silvia menjelaskan, 85 persen pemukiman penduduk berada di perbukitan. Tentu saja kawasan ini sangat berpotensi terjadi longsor sehingga perlu waspada saat hujan turun. Penduduk yang punya rumah di lereng bukit, diminta untuk selalu waspada, khususnya saat malam hari.

“Kewaspadaan sangat perlu terlebih lagi musim-musim hujan seperti sekarang ini. Longsor, pohon tumbang, perlu kita waspadai. Hasil pemetaan wilayah rawan longsor ini telah kami teruskan ke kelurahan setempat, agar juga menjadi perhatian,” katanya.

“Kami juga mengimbau, seluruh masyarakat agar menggencarkan kegiatan gotong royong membersihkan salurah drainase di pemukiman masing-masing. Karena ini dengan drainase yang bersih tidak menyumbat dan menghalangi aliran air hujan. Kalau terhalangi dan tersumbat, bisa mengakibatkan banjir dan longsor,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.