Situasi Sulit, TEPI Dapat Hemat Biaya Operasional US$ 600 Juta

Managemen Total Indonesie, SKK Migas Kalsul dan Media usai kegiatan edukasi media "Menjaga keunggulan oOperasi di tengah harga minyak rendah" Kamis pagi (10/3/2016)

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Dari komitmen efisiensi yang ditargetkan Total E&P Indonesie pada 2014-2015 lalu sebesar US$300 juta, berhasil merealisasikan efisiensi operasional perusahaan hingga US$600 juta atau 25-30 persen.

Vice President Geoscience and Reservoir TEPI Noor Syarifuddin mengatakan keunggulan operasi dengan efisiensi dan terobosan teknologi pengeboran itu berhasil menekan biaya pada berbagai tahapan produksi dan operasional.

“Sampai2015 lalu capai penghematan US$600 juta itu secara keseluruhan dari awal 2014, hingga 2015. Jumlah besar sekali. Sangat signifikan,” ungkapnya dalam dalam edukasi media bertajuk ‘Operation Excellence di Blok Mahakam 2016 yang dilangsungkan di Balikpapan, di Blue Sky (10/3/2016).

Dia menceritakan saat harga minyak masih tinggi,  biaya modal untuk semua kegiatan atau capital expenditure juga meningkat tajam mengikuti harga minyak. Karena seluruh orang euforia berbisnis minyak. “ Nah, sekarang ini biaya capex tetap tinggi meskipun harga minyak rendah. Kalau sekarang capex dipaksa tinggi, baik operator dan negara pun akan rugi,” tandasnya.

Noor menyampaikan  keunggulan efisiensi operasional menjadi salah satu kunci untuk bertahan dan menjaga kelangsungan usaha. “Perusahaan harus melakukan efisiensi dalam dua hal, yakni kontrol biaya operasional dan melakukan pengoperasian secara efisien. Kalau ngontrol harga minyak kita nggak bisa,” katanya.

“2015 lalu produksi masih bisa naik dari komitmen produksi. Gas itu naik 6 persen dan minyak 13 persen,” sambungnya

Lanjutnya, perusahaan selalu menetapkan capex dengan asumsi harga minyak terkini. Sebab, penentuan capex yang sesuai dengan harga minyak berpengaruh terhadap keekonomisan kegiatan. “Merupakan momen yang sangat kritikal bagi perusahaan-perusahaan minyak. Makanya 2-3 minggu biasanya dilakukan revisi anggaran untuk biaya proyek migas karena kondisinya memang dinamis,” ujarnya.

Namun dia menegaskan meski dilakukan efisiensi, faktor keselamaan kerja hal utama yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.

“Safety nomor satu kita tidak dapat melakukan perubahan apapun kalau ini terganggu. Jadi mau mengusulkan penurunan biaya sebesar apapun kalau faktor safetynya tidak  dapat digaransi maka tidak akan pernah disetujui. Selama itu bisa digaransi maka pengurangan biaya itu dapat disetujui,” tandasnya.

Noor menambahkan efisiensi ini juga terbantu oleh metode pengembangan lapangan secara bertahap. Sejak awal produksi, Total mengembangkan dan memproduksi sumur-sumur migas secara bertahap mengikuti perkembangan teknologi migas pada masa itu.

“Setiap tiga tahun sekali, metode produksi akan dievaluasi kembali mengikuti perkembangan teknologi terkini,” tukasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.