Soal Penolakan Sejumlah Ormas Islam, Ini Kata Habib Hamzah Alaydrus
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Pimpinan Pesantren Sulthonul Mala Habib Hamzah Alaydrus menyesalkan, sejumlah ormas Islam yang akan mengkampanyekan kotak kosong pada pilkada Balikpapan 9 Desember 2020.
Mereka bahkan sempat mendatangi Kantor DPD PKS Balikpapan Jumat (28/08) lalu. Lantaran ikut mendukung Rahmad Mas-ud yang mengandeng Thoha Azis kader PDIP. Karena PDIP dianggap pelopor RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP)
“Ormas Islam itu paham politik atau gak, ya kan begitu. Kita ini kan masuk lingkungan politik. Memang belum lama ini kita ada problem dengan kawan-kawan, saudara kita yang ada di PDIP karena masalah HIP,” katanya usai Deklarasi Pasangan Rahmad Mas’ud-Thohari Aziz, di Novotel, Minggu malam (30/8/2020).
“Tapi yang jadi masalah, apakah yang mengusul dari Balikpapan atau dari pusat, yang punya kebijakan pengurus-pengurus Balikpapan atau pusat,”ucapnya.
Dia mengatakan, sejumlah ormas Islam tersebut yang kecewa itu, sebenarnya tidak paham politik sehingga terjadi penolakan juga terhadap Rahmad Mas’ud yang diusung 7 partai politik dan 1 Partai pendukung.
“Kemudian ormas-ormas Islam maupun daerah ini, niatnya baik tapi beliau-beliau ini karena sayangnya dengan Haji Rahmad Mas’ud tapi tidak paham dengan politik sehingga terjadi penolakan,” tandasnya.
“Tapi kami mengingatkan lagi kepada saudara-saudara sekali lagi yang ada di Ormas-ormas Islam, justru harusnya sama-sama kita sokong, kita bantu,” imbuhnya.
“Kita kelilingi Rahmad Mas’ud dengan orang-orang kita, dengan orang-orang Islam, dengan ulama-ulama , habaib, ustad-ustad bukan malah dijauhi. Beliau berjuang itu kita tidak tahu dalamnya seperti apa,”ajaknya.
Kendati begitu dia memahami, dalam politik terkadang saling menjatuhkan adalah hal yang biasa. Namun. “Tapi saya pahamlah yang namanya dunia politik itu saling menjatuhkan sudah biasa,” ujarnya.
Diirinya mengaku, sangat memahami politik. Karena para ulama memiliki kitab tentang Siyasah yang mengajarkan tentang politik. “Kami ulama, kami punya yang namanya kitab buku fiqih tentang siyasah, siyasah itu politik. Jadi kalau mau tanya, Habaib, habaib lebih paham tentang politik, ulama lebih paham tentang politik yang berdasarkan syariah. Waktu jaman Rasulluloh juga berpolitik kok, Islam itu besar dengan politik,” jelasnya.
“Jadi kalau sekarang ada Islam yang justru mengantikan politik ataupun didalamnya ada musuh istilahnya, ada berpolitik yang sehat. Ulama paham gak tentang politik, kita punya buku tentang siyasah, kita pelajari itu,” katanya.
Dia juga mengimbau, agar umat Islam tidak terpecah-belah untuk bersama mewujudkan Kota Balikpapan menjadi Madinatul Iman dan dalam deklarasan padangan Rahmad Mas’ud – Thohari Azis akan mewujudkannya.
“Jangan bertambah lagi untuk memperpecah, ayo berbondong-bondong kita bersatu, kita rapatkan barisan, kita perkuat lagi barisan untuk menyokong, membantu dan mendukung agar Balikpapan bagaimana caranya menjadi Kota Madinatul Iman,” ajaknya lagi.
“Yang kemarin oleh kawan-kawan masalah Madinatul Iman, sekarang dibawakan deklarasi apa? Madinatul Iman kan ternyata, kemarin dimintanya bahwa Balikpapan akan diubah jadi kota pelangi, tidak ada bahasa sedikitpun tentang kota pelangi yang keluar apa, Madinatul Iman itu perjuangan kita.”pungkasnya.
BACA JUGA