Soal PPKM Skala Mikro, Wali Kota : Itu Sebenarnya Sudah Kita Lakukan

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah mulai menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro yakni ditingkat kelurahan dan Desa hingga RT khususnya di Jakarta, Jawa dan Bali, mulai Selasa (09/02) besok.

Lalu bagaimana di Kaltim khususnya Kota Balikpapan. Wali Kota Rizal Effendi menyatakan, Presiden Joko Widodo memang telah meminta daerah agar PPKM lebih dikhususkan ditingkat kelurahan dan RT atau pemukiman warga.

“Karena perintah Bapak Presiden kan PPKM nya beralih ke kelurahan dan RT, ke lingkungan nah itu juga akan kita sesuaikan,” ujar Rizal, Senin (08/02).

Hanya saja kata dia, masih menunggu hasil evaluasi Gubernur Kaltim terkait dua hari Sabtu – Minggu kemarin, penerapan “Kaltim di Rumah Saja”. “Cuma nanti apa kita tunggu Instruksi Gubernur apakah kita akan menyesuaikan,” ujarnya.

Namun Rizal menuturkan, sebenarnya Pemerintah Kota (Pemkot) telah lebih dulu menerapkan PPKM skala mikro atau ditingkat kelurahan maupun RT. Karena sesuai Surat edaran PPKM Tahap Dua menyasar pemukiman warga.

“Itu sebenarnya sudah kita lakukan dalam PPKM Tahap Dua sasaran kita lingkungan sudah 1.300 dari 1.600 RT yang membentuk Satgas Siaga Covid-019,” ujarnya

“Tinggal kita lihat lagi penajamannya apalagi hampir semua RT sudah bentuk Satgas tinggal kita sesuaikan saja dengan Instruksi Presiden.”

PPKM Tahap Dua, selain pemukiman warga, perkantoran atau perusahaan juga menjadi sasaran. Karena tingginya klaster keluarga dan perusahaan. Karena rata-rata kasus positif baru covid-19 mencapai ratusan setiap harinya.

“Tapi ini kan demi kebaikkan. Coba bayangkan kita satu hari sampai 200-300 kasus positif, meninggal 6-7 orang, kalau tidak kitra atasi pasti akan berbahaya betul bagi kita,” ujarnya.

Dia juga berharap, masyarakat tidak kendor dalam penerapan kebijakkan “Kaltim di Rumah Saja” setiap Sabtu – Minggu. Sehingga edukasi dan sosialisasi akan terus digencarkan sehingga masyarakt lebih disiplin lagi dan mematuhi.

“Bayangkan 44 orang yang meninggal selama 7 hari ini. Nanti kita pacu lagi edukasi supaya jangan sampai kendor, kalau kendor akan terulang lagi. Kan yang rugi kita semua,” ujarnya.

Kendati begitu dia mengakui, banyak keluhan dari warga khususnya pedagang karena terdampak penerapan kebijakkan tersebut. “Memang saya memahami banyak pedagang, penjual makanan yang betul-betul terdampak,” ujarnya

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.