Sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024, Zulkifli : ASN Diminta Netral

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemkot Balikpapan melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 dengan sejumlah ASN dan stakeholder, di Hotel Grand Tjokro, Rabu (9/10/2024).

Asisten Tata Pemerintahan Sekdakot Balikpapan, Zulkifli  mengatakan, melalui sosialisasi ini, semua pihak yang terlibat dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Sehingga pilkada serentak tahun 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur, dan adil.

“Sesuai yang telah ditetapkan oleh KPU kota Balikpapan, bahwa jumlah DPT kota Balikpapan pada pilkada tahun 2024 ini berjumlah 520,986 pemilih, mencakup enam kecamatan dan 34 kelurahan,” ujar Zulkifli.

Pihaknya berharap, dapat memenuhi target partisipasi pemilih sebanyak 70 sampai 80 persen, atau dapat melebihi tingkat partisipasi pemilih pada pemilukada tahun 2020 yang mencapai 60 persen.

“Kepada rekan-rekan ASN, saya meminta untuk dapat menjaga integritas dan menjalankan prinsip netralitas asn. Dengan tidak berpihak atau menggunakan kewenangan untuk menguntungkan salah satu pasangan calon kepala daerah,” ajaknya.

Demikian pula kepada Ketua RT, adanya peran serta untuk dapat mengingatkan masyarakat untuk dapat menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara.

“Yang tidak kalah pentingnya, saya mengajak seluruh masyarakat untuk dapat menjaga situasi aman dan kondusif kota balikpapan menjelang pelaksanaan pemilukada, serta tidak menyebarkan hoaks. Berita bohong atau kampanye hitam yang merugikan salah satu pasangan calon kepala daerah,” jelasnya.

Tahapan Dalam Pilkada

Sementara itu, Kabag Pemerintahan Setdakot Balikpapan Ruddy Iskandar mengatakan, sosialisasi pilkada tahun 2024 merupakan langkah penting untuk memastikan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.

“Dimana mereka akan memilih pemimpin daerah seperti gubernur, bupati, dan wali kota,” kata Ruddy.

Ruddy memambahkan, pilkada serentak tahun 2024 akan dilaksanakan pada tanggal yang sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Masyarakat perlu mengetahui tanggal penting terkait tahapan pemilihan, termasuk masa kampanye, hari pemungutan suara, dan pengumuman hasil.

“Sosialisasi menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam memilih pemimpin daerah. Tingkat partisipasi yang tinggi menunjukkan keberhasilan demokrasi dan legitimasi pemimpin terpilih,” jelasnya.

Ruddy menambahkan, masyarakat harus memahami tahapan-tahapan dalam Pilkada, mulai dari pendaftaran pemilih, verifikasi, kampanye, hingga pemungutan suara. Transparansi proses pemilihan sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik.

“Sosialisasi juga perlu menyediakan informasi yang jelas tentang para calon, baik latar belakang, visi, misi, dan program kerja. Pemilih diharapkan memilih calon berdasarkan kualitas dan kemampuan memimpin, bukan sekadar popularitas,” jelasnya.

Pencegahan hoaks dan politik uang diperlukan dengan edukasi tentang bahaya penyebaran informasi palsu (hoaks) dan larangan politik uang sangat penting. Pemilih harus dibekali kemampuan untuk mengenali informasi yang valid dan tidak tergiur oleh praktik-praktik politik yang melanggar aturan.

“Jika situasi pandemi masih berdampak pada tahun 2024, sosialisasi harus mencakup informasi tentang pelaksanaan protokol kesehatan selama proses pemilihan. Termasuk di tempat pemungutan suara (TPS),” akunya.

Sosialisasi harus mencakup aksesibilitas pemilihan bagi kelompok masyarakat yang berkebutuhan khusus. Seperti lansia, penyandang disabilitas, atau masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.

“Melalui sosialisasi yang efektif, diharapkan masyarakat bisa lebih siap dan antusias dalam mengikuti Pilkada 2024 dengan pemahaman yang baik,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.