SP Mathilda Tolak Pelepasan Bisnis LNG dan Perpanjangan Blok Corridor ke Conoco Philips

BALIKPAPAN,  Inibalikpapan.com — Serikat Pekerja Mathilda Pertamina mendesak Dirut Pertama Nicke Widyawati dan Direktur Hulu Dharmawan H Samsu mundur dari jabatan karena tidak mampu memperjuangkan aspirasi karyawan agar menggagalkan pengalihan Bisnis LNG drainase Pertamina ke PGN.

Selain itu SP Pertamina juga menolak perpanjangan pengelolaan blok Corridor di Sumatera Selatan ke Conoco Philips pada tahun 2023.

Hal ini mereka sampaikan dalam aksi damai di halaman kantor besar Pertamina Balikpapan Jalan Yos Sudarso,  dengan membentang spanduk besar penolakkan atas kebijakan pemerintah pusat, pada Senin pagi (29/7/2019).

Ketua SP Mathilda Pertamina Balikpapan Mugiyanto menyayangkan jika
bisnis LNG diserahkan ke PGN. Padahal notabene PGN memiliki saham 43 persen dimiliki swasta/ asing sementara Pertagas 56 persen.

“Keliatan ada pesan sponsor yang berupaya bisnis LNG dialihkan ke PGN. Tentu saja negara menikmati pemasukan tidak lagi bisa  100 persen. Kenapa gak masuk Pertamina saja  sebagai kuasa negara yang entitas bisnis sudah diakui yakni sebagai macan dunia produksi gasnya. Pertamina masuk produsen ke 5 gas dunia,” tandasnya.

Pertamina melalui Pertagas telah memiliki kemampuan dalam percaturan gas global dengan pasar Asia Timur seperti Korea,  Jepang dan China.
” Kenapa ini dialihkan  ke PGN yang belum miliki jam terbang di pasar global. PGN hanya kuasai infrastruktur gas di dalam negeri. Tentu pendapatan Pertamina berkurang 6,3 juta USD pertahun berkurang, ” ujarnya. 

Sementara terkait blok Corridor,  SP menyelesalkan dan mendesak agar pemerintah memutuskan kontrak ke Conoco Philips mengingat perpanjangan itu cacat hukum yakni pelanggaran Permen ESDM 15!tahun 2015 bahwa Pertamina diberikan hak istimewa untuk menjadi operator blok migas. Perpanjangan blok Corridor ini tanpa memberikan penawaran kepada Pertamina.

Blok coridor  memiliki cadangan gas ketiga yakni 17 persen menyumbang dari produksi gas nasional setelah Lapangan Tangguh,  Blok Mahakam. Produksi Blok Corridor mencapai 1.028 mmscfd sedangkan lifting gas 834 mmscfd.

” Kalau semua dipegang Pertamina,  harapan negara lebih berdaya dalam kedaulatan energi. Kami sayangkan peran mantan Dirut Pertamina Dwi Soecipto kepala SKK yang justru tidak memperjuangkan,” tandasnya.

Begitu pula dengan peran Dirut Pertamina Nicke Widyawati dinilai Mugiyanto sangat lembek karena tidak memahami bisnis LNG secara umum. Hal ini berbeda dengan era Dirut Karen Agustiawan yang menempatkan Pertamina sebagai perusahaan dunia rangking 122 namun sekarang melorot ke rangking 175 dunia.

“Silakan media tulis besar-besar ganti Dirut Pertamina dengan orang-orang yang pahami bisnis gas dunia. Kebijakan sekarang menggiring Pertamina jadi kucing kampung yang tadi macan dunia,” kritiknya.

Dia menambahkan negara harusnya backup Pertamina secara penuh sebab jika tidak lagi dapat dukungan kuat pemerintah, SP Pertamina suarakan itu untuk menekan pemerintah.

” Aksi ini bersamaan dengan SP Pertamina di Medan yang sebelumnya juga dilakukan sejumlah unit di daerah-daerah, ” tukasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.