Sudah Dua Kasus Kematian Akibat DBD di Balikpapan 

Andi Sri Juliarty

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kian menunjukan progres kenaikan, untuk itu Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan mengajak masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan.

Kepala DKK Balikpapan, Andi Sri Juliarty merespon arahan Kepala Dinkes Provinsi Kaltim agar seluruh Kabupaten Kota mewaspadai peningkatan kasus DBD khususnya di Kota Balikpapan 

“Saat ini di Balikpapan secara akumulatif terdapat 610 kasus dan 2 kematian dengan usia rentan anak dan usia remaja,” ujar Andi Sri Juliarty kepada media, Minggu (25/9/2022).

Untuk perkecamatan di Kota Balikpapan banyak tertinggi ada di Kecamatan Balikpapan Selatan dan terendah di Kecamatan Balikpapan Timur.

Diakuinya untuk Balikpapan Selatan merupakan kasus yang tertinggi beberapa tahun lalu. Dan sempat mengalami penurunan saat pihaknya mengadakan program kelambu air.

“Akan tetapi sekarang naik lagi. Memang di Balikpapan Selatan itu, menjadi Kecamatan yang paling tinggi kasus DBD nya,” paparnya. 

Meski demikian diakuinya dalam hal ini DKK Balikpapan juga sudah melakukan sosialisasi-sosialisasi. Selain itu pihaknya juga telah mengaktifkan kader juru pemantau jentik (Jumantik).

“Jadi kader Jumantik ini yang memeriksa jentik nyamuk dari rumah ke rumah. Itu semua di bawah binaan Puskesmas. Kami juga telah menyiagakan Puskesmas dan rumah sakit untuk mewaspadai kasus DBD. Baik itu menyiapkan obat-obat menyiapkan cairan infus, dan koordinasi PMI jika butuh trombosit, dan kalau memenuhi syarat untuk foging, yang pasti kami lakukan foging,” jelasnya.

Hanya saja kata Dio, biasa Andi Sri Juliarty disapa, tidak semua daerah langsung bisa difogging, karena kita melakukan penyelidikan ekodomologi, jika memang jentik banyak baru dilakukan fogging.

“Harapan kami masyarakat yang kena DBD segera melaporkan minimal ke puskesmas terdekat untuk kita tidak lanjuti,” akunya.

Hal-hal yang telah dilakukan Pemkot Balikpapan dalam penanganan DBD seperti mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada seluruh institusi pemerintah camat lurah, pendidikan dan lingkungan RT, untuk mengaktifkan kembali kegiatan kerja bakti massal dan PSN setiap minggu.

“Dari DKK Balikpapan juga telah sampaikan kewaspadan ini kepada seluruh pimpinan puskesmas dan rumah saki, dan klinik untuk melakukan kewaspadaan deteksi lebih dini dan sistem rujukan yang baik,” kata Dio.

“Termasuk PMI diharapkan untuk dapat menyiapkan stok darah terutama trombesit. Kit harapkan bersiaga,” sambungnya.

Selain itu, DKK Balikpapan juga menyiapkan abate dan fogging tetapi jadi alternatif terakhir jika memang di lokasi ditemukan jentik yang meningkat.

“Untuk tahun 2021 di Balikpapan yang meninggal dunia 4 orang akibat DBD, karena penyakit ini fokusnya pada kebersihan lingkungan dan gejala sama seperti covid dimulai dari demam, jadi pada kondisi demam segera ke fasyankes terdekat,” ajaknya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Jaya Mualimin mengatakan, untuk Kota Balikpapan kasus kematian DBD masih sedikit dibanding daerah lain, yang paling tinggi ada Samarinda, Mahulu, Kutai barat, dan Bontang.

“Total keseluruhan angka kasus kematian akibat DBD di Kaltim ada 24 kasus, dari 3.034 kasus yang terjadi,” ujar Jaya.

Kata Jaya, masyarakat Kaltim khususnya di Kota Balikpapan harus tetap waspada, mengingat angka kasus DBD di Kaltim termasuk yang paling tinggi dan masuk 10 besar di Indonesia, serta yang paling tinggi di luar pulau Jawa.

“Karena itu untuk dapat saling berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan kabupaten dan Kota dalam upaya penanggulangan dan pencegahan demam berdarah.

“Saat ini hingga Agustus 2022 ada 3.034 kasus DBD di Kaltim, angkanya naik dibandingkan dengan periode yang sama di Agustus 2021 dengan kasus DBD mencapai 2.900 kasus,” tukasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.