Top Header Ad

Syukri Beberkan Janji Kampanye Rizal-Rahmad yang Belum Terealisasi

Syukri Wahid

BALIKPAPAN, Inibalikpapan – Menjelang berakhirnya kepemimpinan pasangan Rizal Effendi – Rahmad Mas’ud, Anggota DPRD Kota Balikpapan Sukri Wahid membeberkan janji kampanye keduanya yang  teruang dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan belum terealisasi.

“Banyaklah janji  dalam RPJMD mereka belum terealisasi,” ujar Syukri kepada Inibalikpapan.com, Selasa siang (29/10/2019).

Menurutnya, beberapa janji kampanye yang tertuang dalam RPJMD dan belum terealisasi diantaranya, sambungan baru PDAM dan penanganan banjir. Sambungan baru PDAM baru sekitar 79 persen. Sedangkan untuk penangganan banjir untuk alokasi anggarannya bahkan belum capai 50 persen.

“Sambungan PDAM (harusnya) tuntas sebelum pelantikkan, sekarang belum tuh. Sambungan, baru 101.421 sambungan, janjinya dalam kampanye itu tercover 100 persen,” ujarnya

“Banjir, alokasi dana banjir bahkan belum setengahnya, masterplan itu dananya Rp 600 miliar. Sekarang belum sampai Rp 300 miliar, iya harusnya 5 tahun tuntas,” bebernya.

Dia mengungkapkan, selain sambungan PDAM dan penanganan banjir, juga sejumlah target pendapatan aslil daerah (PAD) yang dicanangkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang banyak belum tercapai. Bahkan turun, dari target semula.

“Selain banjir kemudian beberapa yang sempat saya kritisi itu selain di PU (Dinas Pekerjaan Umum), kemudian PDAM, kemudian beberapa target-target pendapatan yang malah turun tahun lalu,” ujarnya.

Kata Sukri, ada beberapa faktor yang menyebabkan target maupun janji duet Rizal Effendi – Rahmad Mas’ud yang hingga kini belum terealisasi. Salah satunya, terkait kemampuan dalam menajerial seperti yang tertuang dalam RPJMD tersebut

“Jadi saya lihat ada ketidak konsistenan renstranya dalam menjabarkan visi misi kepala daerah. Banyak faktor (penyebab) tapi saya melihat lebih ke leader kemampuan untuk memanajemen,”ulasnya politisi dari Fraksi PKS ini.

Diakuinya, pemangkasan ratusan miliar anggaran dana bagi hasil (DBH) migas memang sangat berdampak khususnya pada pada sektor pembangunan. Khususnya  dalam merealisasikan janji-janji kampanye.

“Memang saya tahu ada “gempa tsunami” anggaran pusat ya, saya tidak menutup mata itu, kita dua tahun merasakan deficit. Tapi yang paling penting adalah fokus, kalau indicator RPJMD  saya lihat dari primernya saja, biaya pendidikan, kesehatan dan seterusnya,” katanya.

“Oke saya beri apresiasi kita running RSUD, kemudian pengembangan beberapa sarana prasarana kesehatan . Tapi yang saya katakan tadi, banjir titiknya semakin banyak, PDAM juga belum sampai target yang dijanjikan.” tutupnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.