Tahun Ini, Sudah 56 Pengaduan Bullying Diterima DP3AKB Balikpapan

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan.  Mengadakan Kegiatan Talkshow Pencegahan dan Penanganan Bullying di Kota Balikpapan.

Kegiatan yang dilaksanakan di Lobby Atrium Pentacity Mall Balikpapan ini, dilaksanakan dengan menghadirkan narasumber Esti Santi Pratiwi dari UPTD PPA Kota Balikpapan. Nurul Mahmudah Umar, Psikolog dari Puspaga DP3AKB Kota Balikpapan.

Pembukaan  dilanjutkan dengan Seminar Anti Bullying, Dengan Narasumber Rose Mini Agoes Salim Psikolog Dan Praktisi Dari Universitas Indonesia. 

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan Heria Prisni mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan karena di kota Balikpapan banyak pengaduan-pengaduan. yang melibatkan anak-anak di bawah umur yang berusia masih di bawah 18 tahun. 

Oleh karena itu, pada kegiatan hari ini, pihaknya melibatkan sejumlah siswa dari tingkat SMP dan guru untuk berpartisipasi dalam mencegah tindakan bullying di sekolah.

“Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah siswa yang masih berusia di bawah 18 tahun dari tingkat SMP hingga MTS di kota Balikpapan yang jumlahnya mencapai 100 orang. ditambah lagi dengan guru,” katanya kepada wartawan, Sabtu (18/5/2024).

Harapannya dengan kegiatan ini, dapat menekan jumlah kasus bullying yang di ada di kota Balikpapan. Berdasarkan laporan yang diterima oleh DP3AKB jumlah kasus bullying yang ada di kota Balikpapan saat ini mencapai 56 pengaduan.

Untuk itu, ada beberapa tips untuk melawan masalah bullying ini diantaranya partisipasi orang tua. Untuk mengetahui lingkungan anak itu bermain, paling tidak orang tua selalu mendampingi anaknya. 

Kemudian, mendampingi anak-anak dalam mempergunakan medsos, karena media sosial ini memiliki peran dalam mempengaruhi anak-anak tersebut. 

Lalu, membekali anak dengan kemampuan diri dalam melawan bullying ketika tidak bersama orang tua. Dan membekali anak dengan kemampuan menghadapi berbagai situasi, jangan sampai ada situasi yang tidak mengenakkan bagi anak. 

“Ajari dan bekali anak dalam menghadapi beberapa situasi kemudian memberitahu kepada anak. Ketika ada kejadian yang membully dirinya untuk melaporkan kejadian tersebut,” tutupnya.

Dibutuhkan Peran Orang Tua

Psikolog Siloam Hospital Patria Rachmawati  menyebutkan perbedaan mendasar antara tindakan perundungan dengan bercanda yakni terdapat pada niat atau intensi pelaku kepada korban. Perundungan cenderung berniat untuk menyakiti orang lain.

“Ada intensi atau ada niat untuk menyakitinya (korban perundungan). Jadi, orang tersebut ada keinginan membuat orang lain itu tidak nyaman, membuat orang lain itu terluka, jadi ada intensi seperti itu,” kata Patria Rahmawaty

Sementara tindakan yang bersifat candaan hanya didasari motif sebatas ingin bersenda gurau dengan teman. Tanpa ada niat untuk menyakiti atau membuat orang lain tidak nyaman.

Patria menyebutkan tindakan bullying juga secara spesifik dilakukan kepada orang atau kelompok tertentu dan terjadi secara berulang-ulang.

Bullying (perundungan) itu memang tidak hanya sekali atau dua kali, tetapi terjadi berulang kali dan dalam waktu berdekatan,” ujarnya.

Orang tua berperan penting dalam mendidik anak guna mencegah sifat perundung timbul dalam diri anak. 

Salah satunya dengan mengajarkan perbedaan antara tindakan yang bersifat candaan dan yang menjurus kepada perilaku perundungan.

“Artinya dari orang tua atau keluarga penting mendidik anak sejak dini untuk memahami apa, bullying (perundungan) itu? Apa, sih, bedanya bullying dan bercanda? Perilaku apa saja yang udah disebut sebagai bullying?” ucap dia.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.