Tangan Dingin Prayitno, Balikpapan Jadi Barometer Pengelolaan Lingkungan, Raih Proklim Lestari 

Proklim
Ketua Proklim Muara Rapak, Prayitno sedang memilah sampah

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Ketekunan dan konsistensi Ketua Proklim Balikpapan, Prayitno  (58) bersama kelompoknya  dalam pengelolaan lingkungan di pemukiman, membawa hasil yang membanggakan bagi Kota Balikpapan, bahkan tingkat Kaltim.

Melalui program kampung iklim (Proklim) di jalan Meliono Rt 55, Kelurahan Muara Rapak, Balikpapan Utara, Prayitno bersama tim meraih program kampung iklim lestari. Penghargaan tertinggi dalam pengelolaan lingkungan di pemukiman.

Dari 38 provinsi yang mengikuti Proklim di seluruh Indonesia, hanya 35 peserta yang menerima penghargaan Proklim Lestari, termasuk Balikpapan yang menjadi satu-satunya perwakilan dari Kaltim.

“Ini adalah hasil kerja keras kita bersama, meskipun jumlahnya sedikit, namun masih ada orang-orang yang berkomitmen terhadap lingkungan,” tandas Prayitno,  saat berkunjung ke lokasi proklim RT 55, Jumat (18/10/2024).

Melihat kebelakang saat masih muda, Prayitno memang sudah memiliki kecintaan pada lingkungan. Diapun mempunyai komunitas lingkungan di sekolah.

 “Dari usia 12  sudah punya comonitas  lingkungan THN SD, SMP  dan STM  sampai sampai saat ini cinta lingkungan,” ujarnya kepada Inibalikpapan.

Trisno (58) Tetangga juga kawan Prayitno, menilai kepemimpinan Ketua Proklim, membuat lingkungan Rt55 Jalan Meliono, Muara Rapak sangat bersih. Kecintaan warga untuk menjaga lingkungan terutama penanganan sampah dan lingkungan hijau sudah lama. Tepat pada 2000an silam.

“Sudah lama bahkan saat ada lomba CGH (clean, green, health) tahun 2007 kami juara satu,” ujar Trisno kepada Inibalikpapan.

Kemauan keras warga, kini wilayah Rt 55 dikenal hingga nasional. Bahkan di lingkungan Rt55 Kelurahan Muara Rapak dijadikan bank sampah induk Kota Balikpapan sejak 2023.

“Warga disini memang diajak pemilihan sampah. Sampah plastik, botol, kardus. Itu kami jadikan uang. Kalau  sampah rumah tangga seperti habis masak, sayuran, dapat dijakan kompos/pupuk organi,”ucap Trisno.

“Yang susah itu memunculkan motivasi ke warga. Itu berat sekali. Sekarang  sudah juara nasional, kami jelas bangga karena bawa nama baik daerah,” sambung Trisno lagi.

Keberhasilan ini juga tidak lepas dari sentuhan dan  dukungan Pertamina Kilang Internasional yang telah bekerja sama selama 3-4 tahun.

Proklim Upaya Mitigasi Bencana

Menurut Prayitno Proklim ini adalah upaya mitigasi bencana. Tujuannya mencegah terjadinya bencana. Beberapa program yang dijalankan mengembangkan maggot untuk mengolah sampah menjadi kompos baik cair maupun padat. Proklim Muara Rapak juga ditetapkan sebagai bank induk untuk Kota Balikpapan.

Di lingkungan Muara Rapak terdapat 142 nasabah bank sampah yang menyetorkan sampah ke Proklim Muara Rapak. Nasabahnya berasal dari kecamatan, kelurahan, puskesmas, polsek, dan masyarakat.

“Bank induk jadi salah satu syarat kita dapat Adipura Kencana. 2023 ada penilaian bank induk, titik pantauan salah satunya disini  selama sebulan,” bebernya.

Prayitno (kiri) bersama Suroso (kanan) sedang berdiskusi di areal tanaman selada

Bersama anggota Proklim dan warga juga mengembangkan RT ketahanan pangan diantaranya tanaman selada, cabai, tomat.  Warga juga diedukasi dan menerapkan pola hemat energi.

Lingkungan Rt 55 Muara Rapak bersebelahan dengan kompleks Pertamina Gunung Pipa, wajar jika  pemukiman asri karena banyak penghijauan. Selain itu warga diajak untuk ikut program pemanfaatan air hujan, PHBS dan inovasi.

“Salah satu inovasi terbaru, mengolah sampah-sampah plastik utamanya  botol-botol plastik dari bank sampah Muara Rapak menjadi bahan bakar. Pilot projek di kampung iklim ini,” ungkap Prayitno.

Program ini merupakan kolaborasi RU V Balikpapan, Polteknik Samarinda, dan Proklim Muara Rapak menyiapkan alat pirolisis. Yakni mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar.

“Alat sedang dibuat Poltek Negeri Samarinda. Moga tahun ini bisa diujicoba. Semacam alat pencacah lalu ada proses pembakaran, hasil uap itu ada tetesan jadi bahan bakar,” tambahnya.

Proklim di Balikpapan kini ada 16 kelompok yang aktif dan peduli terhadap lingkungan. Mereka membina 10 kelurahan. Masing-masing kelurahan memilik Rt binaan sebanyak 5 RT.

 “Kami telah menjalankan program pembinaan ini dengan lancar, dan beberapa peserta telah mendapatkan sertifikat Kalpataru sejak 2021,” lanjutnya.

Proklim Balikpapan juga membina 40 Kelompok CGH yang akan dilombakan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan bahwa Balikpapan akan menjadi barometer lingkungan di Indonesia karena potensinya yang besar.

“Kami ingin membuktikan bahwa kami tidak hanya mengajarkan, tetapi juga mengimplementasikan upaya pelestarian lingkungan,” tambah Prayitno.

Dari program lain yang dijalankan oleh Proklim termasuk pengelolaan bank sampah sejak 2011, berhasil mengurangi sampah hingga 30 persen. sampah yang dapat didaur ulang dikirim ke Surabaya.  Keberhasilan ini, Balikpapan semakin berkomitmen menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

“Semula sampah kita 1900 kg sampah. Itu  awal 2012 Lalu kami ajarkan dan edukasi memilah sampah sekarang sampah kurang 30 Persen. Proklim juga edukasi  ke sekolah, bahkan mahasiswa belajar mengurangi sampah,” tambahnya.

Warga Daur Ulang Sampah Plastik Jadi Bernilai

Syadiyah (52) warga RT 55 Muara Rapak, Balikpapan Utara berbagi pengalaman tentang upayanya dalam mengolah sampah menjadi barang bernilai. Material yang digunakan berasal dari sampah rumah tangga, termasuk minyak jelantah dan bahan daun-daunan.

“Kami membuat gaun dengan patung yang terbuat dari bahan daur ulang. Tawarannya mencapai satu juta untuk dua pasang,” ujar Syadinah saat dikunjungi  media, Jumat  (18/10/2024).

Syadiyah (kiri) bersama rekannya menunjukkan hasil kerajinan tangan dari sampah plastik

“Awalnya, saya mengambil sampah dari pasar, terutama dari warung-warung yang menjual minuman. Setelah dibersihkan, banyak orang yang mulai menyimpan sampah di tempat saya,”katanya. 

Ia menyebutkan di halaman rumahnya banyak karung-karungan sampah plastik yang diolah menjadi barang-barang bermanfaat. Pengalaman Syadiyah dalam daur ulang ini dimulai pada tahun 2018. “Hasil pertama kami dijual dan juga dipamerkan di berbagai acara. Beberapa perusahaan bahkan memesan hingga 300 barang untuk acara mereka,” ungkapnya.

Kegiatan ini bukan hanya memberikan pendapatan, tetapi juga memberdayakan ekonomi masyarakat di sekitarnya.  Dengan meningkatnya permintaan, Syadiyah dan warga lain berencana mendirikan rumah produksi. “Kami ingin menjual berbagai produk daur ulang dan juga makanan. Ibu-ibu di sini sangat kreatif, dan kami ingin memanfaatkan keterampilan mereka,” tambahnya.

Syadiyah juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam proses ini.  Yakni mengolah sampah memang memakan waktu. “Satu hari, saya hanya bisa menghasilkan beberapa produk setelah melalui proses pencucian dan pengeringan,” tuturnya.

Meskipun demikian, ia tetap optimis akan peningkatan ekonomi di lingkungan mereka. Sebagai ketua RT, Syadiyah berperan aktif dalam pelatihan daur ulang. “Saya diundang untuk memberikan pelatihan kepada ibu-ibu di lingkungan ini. Kami berusaha untuk saling belajar dan mendukung satu sama lain,”ungkapnya.

Inisiatif ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pendapatan warga, tetapi juga kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah untuk lingkungan yang lebih bersih.

Tidak Hanya Berfokus di Satu Titik

Lurah Muara Rapak Bima Wibisana

Lurah Muara Rapak Bima Wibisana  menambahakn beberapa program lingkungan yang telah dilakukan di Muara Rapak, seperti pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) individu dan pengembangan hidroponik yang didukung oleh PT KPI RU V Balikpapan.

“Kami bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam memberikan pelatihan-pelatihan terkait pengelolaan sampah, termasuk pelatihan daur ulang sampah,” ungkapnya.

Dia pun apresiasi kepada masyarakat, khususnya pegiat lingkungan di Kelurahan Muara Rapak, atas peran serta mereka dalam mendukung Program Lestari.  Program ini berhasil membawa penghargaan bergengsi di bidang lingkungan berbasis masyarakat pada tahun ini.

“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada warga serta para pegiat lingkungan. Berkat kerja sama ini, Kelurahan Muara Rapak menerima penghargaan Program Lestari, sebuah program provinsi dengan kategori tertinggi dalam pelestarian lingkungan berbasis masyarakat,” ujar Bima Wibisana.

Menurut Bima, penghargaan tersebut merupakan hasil dari berbagai upaya pemeliharaan dan pengembangan lingkungan yang tersebar di wilayah Muara Rapak. 

“Program ini tidak hanya berfokus di satu titik, tapi menyebar ke seluruh wilayah. Pemerintah kota, kecamatan, dan kelurahan terus mendukung kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan lingkungan,” tambahnya.

“Ke depan, kami berharap ada dukungan penuh dari masyarakat. Lingkungan yang bersih dan nyaman hanya bisa tercipta dengan keterlibatan aktif dari warga,” tegas Bima.

Program Lestari ini dimulai sejak tahun 2020 dan terus berupaya melestarikan lingkungan di wilayah padat penduduk seperti Muara Rapak. Bima menjelaskan bahwa program ini mencakup berbagai aspek, mulai dari edukasi hingga pembangunan infrastruktur seperti perbaikan jalan lingkungan, pengembangan hidroponik, dan pembuatan green house.

“Program Kampung Iklim bertujuan menjaga indikator-indikator mitigasi bencana dan pelestarian lingkungan agar tetap berjalan. Kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Dinas PU, juga kami lakukan untuk mendukung kegiatan padat karya di lingkungan ini,” tambahnya.

Bima berharap dengan adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat, program lingkungan di Muara Rapak dapat terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang.

Raih Dua Penghargaan KLHK

Sejak tahun 2021, program Kampung Iklim (Proklim) telah mengalami pengembangan yang signifikan. Pada tahun 2024, Kelurahan Muara Rapak berhasil meraih kategori Proklim Lestari dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), setelah tiga tahun berjuang di kategori utama.  

“Kami sangat bersyukur karena Proklim Semarak Muara Rapak kini telah mendapatkan kategori tertinggi dari KLHK, yaitu Proklim Lestari,” ungkap Lifania Risky Nugrani, Junior Officer CSR & SMEPP PT KPI RU V Balikpapan, saat mendampingi media berkunjung ke Kampung Iklim Rt 55, Muara Rapak.

Untuk mencapai kategori Lestari, Kelurahan Muara Rapak telah membina 10 kelurahan dan 55 Rukun Tetangga (RT). Syarat ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Melalui program Proklim, PT KPI RU V Balikpapan juga meraih dua penghargaan dari KLHK, sebagai pengakuan atas dukungannya terhadap program ini.

“Penghargaan ini mencakup tidak hanya program yang kami jalankan tetapi juga apresiasi bagi perusahaan yang aktif mendukung program lingkungan,” tambah Lifania.

Program Proklim Lestari tidak hanya fokus pada pengelolaan sampah, tetapi juga mencakup berbagai inisiatif lainnya, seperti program kompos dan magot.

“Kami memberdayakan masyarakat, terutama ibu-ibu, dalam pengelolaan sampah. Selain itu, Pertamina juga memberikan pendampingan sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) kami,” jelasnya.

Tahun ini, program baru seperti hidroponik juga diluncurkan. Anggaran yang dialokasikan untuk pembinaan mencapai Rp 150 juta, sesuai hasil evaluasi kebutuhan setiap kelurahan.

PT KPI RU V Balikpapan bekerja sama dengan Politeknik Negeri Samarinda untuk mengembangkan alat pirolisis, yang memungkinkan pengolahan sampah menjadi bahan bakar. 

“Dengan alat ini, sampah tidak hanya dijual ke pengepul, tetapi juga dapat dimanfaatkan secara maksimal,” tutup Lifania.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.