Tantangan QRIS CeMuMuAH, Masih Minim Untuk Transaksi Pembayaran Parkir

Area parkir Bandara Sepinggan Balikpapan, Sejak 14 Februari 2024 terapkan parkir non Tunai

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Upaya Bank Indonesia menggelorakan dan memasyarakatkan penggunaan QRIS sebagai transaksi pembayaran khususnya di Kota Balikpapan, tidaklah mudah.

Berbagai alasan yang menjadikan masyarakat  belum menjadikan QRISS sebagai salah satu instrumen  alat pembayaran yang Cepat, Mudah, Murah,  Aman, dan Handal (CeMuMuAH).

Masyarakat pun sudah mengetahui namun belum semua dapat menerapkan pada transaksi pembayaran parkir di Kota Balikpapan. Terutama yang dikelola pemerintah daerah dan swasta.

Untuk lingkup transaksi pembayaran parkir di pusat perbelanjaan belum semuanya menerapkan QRIS. Pengunjung masih bisa melakukan pembayaran secara langsung. Pantauan di salah pusat perbelanjaan terbesar di Balikpapan ini, transaksi masih dominan menggunakan uang.  Apalagi  untuk parkir di bahu jalan. Persoalan ini masih menjadi pekerjaan rumah sekaligus tantangan bagi stakeholder terkait.

Masih Jadi Kendala di Perparkiran

Kondisi ini diakui kepala Dishub Balikpapan Adwar Skenda Putra.  Menurutnya persoalan ini menjadi tantangan bagi dishub.  Tentu ini perlu dukungan penuh dari masyarakat itu sendiri.

“Ya masih jadi kendala,”ucapnya, Minggu (21/7/2024) kepada Inibalikpapan.com.

Parkir meter portabel di jalan Ahmad Yani Balikpapan (dok Inibalikpapan)

Kendalanya  bermacam-macam. Mulai kurangnya fasilitas yang disediakan, habit masyarakat yang belum sepenuhnya beralih, takut terkena biaya hingga stigma yang dianggap masih “ribet”.

Adwar menyebutkan penggunaan QRIS masih terbatas pada area gedung parkir dan Ahmad Yani. “Hanya saja di Ahmad Yani belum efektif. Kendalanya kebiasaan masyarakat menggunakan tunai. Dan Belum lazim menggunakan QRIS. Kecuali generasi milenial dan Z,” tuturnya.

“Kendala utama kebiasaan masyarakat yang perlu ditingkatkan untuk pembayaran non tunai,” tambahnya.

Kepala UPTD Pengelolaan Parkir Dishub Kota Balikpapan Bastian mengakui hal serupa. Menurunya kondisi masyarakat yang belum siap menggunakan QRIS untuk parkir. Hal itu menyebabkan pendapatan dari retribusi parkir tak maksimal.

“Kita terkendala dengan warga yang belum siap dengan pembayaran Qris,”katanya  kepada inibalikpapan, belum lama ini.

Padahal Potensi retribusi parkir cukup besar. Khususnya di sejumlah titik atau wilayah yang sejauh ini sudah dilakukan pemetaan.

“Beberapa lokasi yang memiliki potensi besar retribusi parkir ada di kawasan Melawai, Balikpapan Permai, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Ruhui Rahayu,” bebernya.

Tahun ini pihaknya, menargetkan retribusi parkir mencapai Rp4 miliar. Sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mengejar target tersebut terealisasi.

Diantaranya dengan rutin melakukan monitoring dan pengawasan jukir liar bersama tim gabungan yakni Satpol PP, POM TNI dan Satlantas Polresta Balikpapan.

“Termasuk kami menggandeng jukir liar yang belum tergabung ke Dishub jadi jukir binaan,,” ujarnya.

Berita terkait :

QRIS CeMuMuAH Dipakai Pedagang UMKM

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan transaksi di pasar tradisional maupun modern yang ada di Balikppan. Di pasar Kebun Sayur, mayoritas pedagang cenderamata dan oleh-oleh Balikpapan ini menyiapkan QRIS. Alasan banyak pembeli yang menggunakan QRIS untuk pembayaran. Tentu saja itu  jadi lebih mudah.

“Kadang orang yang mau belanja itu nanya, bisa pakai QRIS gak,” tutur Herlinda kepada Inibalikpapan.com, Jumat (19/7/2024).

Dia mengaku harus mengikuti perkembangan teknologi. Agar kiosnya tidak ditinggalkan para pembeli. Meski masih didominasi pembeli yang menggunakan uang cash, transaksi digital tidak bisa dihindarkan.

“Iya harus ikuti, transaksi jadi gampang, meski masih banyak yang cash, cash 70 persen, digital 30 persen,” ungkapnya.

Senada diungkapkan ppedagang sembako Hj Desy (66) di kawasan Jalan Sultan Hasanuddin, Balikpapan Barat.

“Memang sih belum banyak yang menggunakan QRIS.  Tapi setiap hari ada saja yang melakukan transaksi digital.Jumlah tidak tentu, bisa sampai Rp 2 juta sehari yang gunakan,” sebutnya.

BI Balikpapan 2024 Targetkan Transaksi Gunakan QRIS 10,5 Juta

Transaksi non tunai QRIS yang sudah dikenalkan Bank Indonesia sejak Agustus 2019, kini transaksi QRIS  per Mei 2024 khusus di wilayah kerja  BI Balikpapan sudah melebihi angka 8,8 juta transaksi.

Padahal target sepanjang tahun 2024 ini jumlah transaksi di Balikpapan  10,5 juta transaksi.

Sementara pada tahun 2023 Bank Indonesia menargetkan pengguna baru QRIS 45 juta. Sedangkan tahun 2024 ini targetnya 55 juta pengguna baru. Dan untuk  Kaltim 2024 targetnya sebanyak 65 ribu pengguna baru.

Analis Yunior Unit Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran  (SP) dan Pengawasan Sistem Pembayaran-Pengelolaan Uang Rupiah (PUR) Anantama Kurnia Buana mengakui penggunaan QRIS di masyarakat berlangsung cepat. Peingkatannya cukup signikan. Ini tdak lepas bahwa menggunakan QRIS  karena CeMuMuAH

“Kenapa cepat karena ? Peningkatan pesat ini karena CeMuMuAH.  Cepat, mudah, murah,  aman dan handal Mau dibawa kena saja bisa. Mau bayar apa saja cepat,” ujarnya saat media breafing Jelajah QRIS di kantor perwakilan BI Balikpapan, (6/72024) lalu.

“Buat merchant mereka lebih enak gak bingung-bingung lagi pakai yang lain-lainnya. Cuma ada memang potongan biaya yang dibayar oleh merchant ya. Bukan ke penggunanya,” ujarnya.

Anantama membeberkan  tahun 2023 target pengguna baru QRIS secara nasioanal sebanyak 45 juta. Sedangkan tahun ini targetnya 55 juta pengguna baru.

“Sedangkan Kaltm 2024 target tidak banyak 65 ribu pengguna baru.  Volume transaksi di wilayah kerja BI Balikpapan 2024 Rp10, 5 juta transaksi. Untuk Balikpapan 10,5 juta itu target terlalu kecil karena per Mei 2024 sudah 8,8 juta transaksi. Tahun lalu 7-8 juta transaksi,”bebernya.

 Lanjut Anantama jumlah transaksi sebanyak 10,5 juta itu sudah mempertimbangkan keberadan IKN. Peningkatan ini sangat pesat.

Pada awalnya QRIS tanpa biaya terutama untuk usaha mikro masih bebas biaya. Selama transaksi dibawah Rp100 ribu. “Di atas 100 ribu itu prosentasi 0,3 persen. Kalau Rp100 ribu berarti 300 perak. Jadi murah banget dibandingkan transfer,” tandasnya.

Penerapan tarif rendah 0,3 persen untuk QRIS diperkirakan tidak akan mempengaruhi jumlah pengguna baru transaksi non tunai/QRIS.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.