Tekan Kasus DBD di Balikpapan, Ratusan Tenaga Medis Dibekali Pengetahuan Tentang DBD
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Balikpapantahun ini cukup memprihatinkan karena hingga April mencapai 1.532 kasus dengan korban meninggan 14 orang.
Atas rasa keprihatinan itu sekitar 200 tenaga medis Balikpapan menggelar seminar tentang penatalaksanaan kasus DBD. Peserta diikuti dari RS/Kliniik, NICU RSKD, unsur puskesmas, KKP dan Ikatan Dokter Indonesia, Minggu (22/05)
Panitia Pelaksana Seminar Ilmiah tentang DBD, drg Suheriyono menjelaskan kegiatan tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tenaga medis dalam rangka menekan angka kasus dan kematian DBD di Balikpapan.
“Tujuan khususnya yakni menambah pengetahuan tentang tatalaksana DBD disarana kesehatan, berbagi pengalaman dalam penatalaksanaan penderita DBD, dan menentukan komitmen dalam menekan angka kasus dan kematian DBD,” ujarnya.
Menurutnya, materi yang disampaikan pada seminar tersebut, meliputi beberapa hal terkait kasus DBD.
“Yakni aplikasi klinis klasifikasi terbaru infeksi virus dengue, anamnesis dan pemeriksaan fisik, aplikasi laboratorium dan radiologi, tatalaksana demam dengue dan demam berdarah dengue, tatalaksana sindrome syok dengue terkompensasi, tatalaksana sindrome syok dengue dekompensasi, tatalaksana penyulit pendarahan dan tatalaksana penyulit kelebihan cairan,”terangnya.
Dr.Kiki Media Permana salah seorang narasumber mengatakan orangtua harus lebih mewaspadai kondisi anak terutama saat panas tinggi. Sebab memang gejala DBD ini tidak dapa diketahui saat awal-awal pemeriksaan.
“Memang gejala itu baru ketehuan setelah bebebrapa hari. Nggak dari awal langsung demam berdarah,” katanya.
Diapun tidak setuju jika dokter salah diagnosis dalam penanganan DBB jika memang kasus yanng ditangani jelas-jelas DBD. Dia menegaskan lingkungan yang bersih dan peran orangtua mengawasi aktivitas anak sangat penting untuk menekan angka penderita DBD.
“ Saya tidak tangani kasusnya disini tentu dokter sini. Nah itu perlu dianalisa kasus perkasus pada korbannya,” pungkasnya.
BACA JUGA