Dapat Izin Kemenkes, Alat Deteksi Covid-19 GeNose Buatan UGM Mulai Digunakan

GeNose alat deteksi covid-19 buatan UGM / https://ugm.ac.id

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Alat deteksi covid-19 GeNose buatan Universitas Gajah mada (UGM) mulai digunakan di Stasiun KA Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (23/1/2021).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyaksikan langsung.

Bahkan Kemenko Marves Luhut ikut mencoba alat deteksi tersebut dan hasilnya dinyatakan negatif. Keberadaan GeNose akan berdampak positif mengurangi ketergantungan alat deteksi dari luar negeri.

Pemerintah pun mendorong penggunaan alat deteksi Covid-19 GeNose di simpul-simpul transportasi umum seperti di Stasiun Kereta Api, Bandara, Pelabuhan dan Terminal.

“Hari ini Pak Menko Luhut memberikan dukungan yang luar biasa dengan mencoba langsung. Kami akan mendorong penggunaan alat ini di simpul-simpul transportasi umum,” jelas Menhub Budi.

Pemerintah pun mendorong penggunaan alat deteksi Covid-19 GeNose di simpul-simpul transportasi umum seperti di Stasiun Kereta Api, Bandara, Pelabuhan dan Terminal.

“Kami sudah berkomunikasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 dan akan segera ditindaklanjuti dengan surat persetujuan untuk penggunaan di simpul-simpul transportasi umum,”katanya.

“Selanjutnya kemenhub akan membuat surat edaran kepada para operator transportasi. Kita rencanakan penggunaannya sudah dimulai pada 5 februari 2021 pada Stasiun KA terlebih dahulu, baru kemudian bertahap selanjutnya di Bandara,”

Sementara itu Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, GeNose ini telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). GeNose bisa mendeteksi lebih cepat dan harga yang relatif lebih murah dengan akurasi di atas 90 persen.

Hanya saja dia menyarankan, agar plastik yang digunakan pada alat deteksi tersebut, dapat menggunakan bahan yang dapat didaur ulang agar lebih ramah lingkungan.

“Kedepannya kita akan gunakan ini di semua area publik seperti di Hotel, Mall, di lingkungan masyarakat RT/RW. Alatnya hanya seharga 62 juta dan harga per orangnya hanya dikenakan sekitar 20 ribu rupiah.,” ujarnya.

“Jika pemakaian lebih banyak tentunya costnya akan semakin turun dan nantinya alat ini akan terus dikembangkan sehingga mempunyai akurasi yang akan lebih tajam. Dan tentunya kita harus bangga karena ini buatan Indonesia.”tandasnya. (dephub.go.id)

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.