Telkomsel Jangkau 95 Persen Kawasan Wisata Raja Ampat
#Managemen Telkomsel Pamasuka berfoto di atas bukit Peinemo dengan latar keindahan kepulauan gugusan karang Peinemo raja Ampat#
RAJA AMPAT, Inibalikpapan.com – Telkomsel Hingga saat ini sudah mengcover sekitar 95 persen area Wisata Bahari Raja Ampat, Provinsi Papua Barat yang menjadi salah satu icon pariwisata Indonesia yang mendunia.
Sekitar 34 Side (BTS) merupakan BTS Universal Service Obligation (USO) dengan jaringan 2G dan 3G Sedangkan untuk jaringan 4G terdapat 7 BTS yang dimanfaatkan masyarakat maupun wisatawan.
Rully bintoro Manager Branch Sorong mengatakan untuk lokasi wisata raja Ampat yang sudah menikmati layanan 4G ada disekitar kepulauan Saonex yang mengcover sekitar 20 resort. Ada 7 BTS 4G, satu diantaranya ditempatkan di kepulauan Saonex. Sedangkan enam ada di kota Waisai.
Tingginya mobilisasi kapal dan arus wisatawan menjadikan salah satu alasan tersedianya layanan 4G di kepulauan Saonex.
“Kita ada 11 BTS itu ada dalam kota Waisai ( Ibu kota Raja Ampat) dan 34 side itu di kepulauan. Khusus 4G ada 7 nah satu ada di pulau Saonex ada 20 resort yang layani 4G selebihnya dicover 2G BTS USO,” jelasnya saat penutupan kegiatan gathering Telkomsel di Raja Ampat (13/2/2018).
Dalam kunjungan media ke pulau Painemo bersama Telkomsel Pamasuka, sudah terdapat jaringan Telkomsel untuk 2G dan 3G. Bahkan media sempat mencoba live Facebook di lokasi yang menjadi salah satu icon pariwisata Raja Ampat yang dikunjungi Presiden Jokowi.
Painemo dikenal dengan gugusan pulau-pulau karang yang terlihat sangat indah dilihat dari jarak dekat maupun landscafe ketinggian 59 meter.
Terkait BTS USO, rencananya pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi lanjut Rully pada tahun ini akan menambah 3 side USO yakni didaerah GOM, Wisol dan Salawati. ” Untuk penambahan 4G ini berkaitan dengan penggunaan devices yang ada. Tahun ini kita ada rencana penambahan tapi saya lupa lokasi karena yang paham kawan-kawan ICT, ” katanya.
Kabupaten Raja Ampat memiliki lebih 200 desa dengan 13 kecamatan. Pemerintah kabupaten Raja Ampat juga terus mengantisipasi melonjak kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara di kawasan wisata Raja Ampat.
Pada tahun ini pemerintah kabupaten Raja Ampat melakukan persiapan-persiapan seperti peningkatan infrastruktur jalur transportasi menuju destinasi melalui jalur udara termasuk memberdayakan masyarakat sebagai bagian dari penunjang utama pariwisata.
Wakil Bupati Raja Ampat Manuel Piter Urbinas mengatakan pihaknya terus mengejar penyelesaian pembangunan bandara Miranda Waisai di ibukota Kabupaten Raja Ampat bersama pemerintah pusat. Apalagi Presiden Jokowi langsung meminta hal ini kepada Menteri Perhubungan.
” Memang pusat transportasi dari kota Sorong bandara dan pelabuhan tapi kami kedepan buka akses bandara Waisai. Kemarin kehadiran beliau langsung telpon menteri Perhubungan minta bandara dibuat bandara internasional kan beliau janji kepada masyarakat bahwa penyambutan bapak presiden secara adat akan dilakukan saat peresmian bandara. Kami artikan beliau akan resmikan sebelum 2019,” terangnya di temui di pelabuhan Sorong (14/2/2018).
Untuk saat ini akses menuju Raja Ampat melalui pelabuhan Sorong dengan penyewaan kapal laut.
Kedepan sebelum 2019 diharapkan
Bandara Waisai sudah selesai digunakan, saat sedang pembangunan landasan pacu 1400 meter dan untuk internasional minimal 2000 meter.
“Sekitar 600 meter lagi. Bandara itu ada akses kampung sehingga kami harus membuat jalur lingkar untuk masyarakat setempat sehingga tidak mengganggu persiapan kita,” tandasnya.
Disamping itu, pihaknya juga terus melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar termasuk pemilik homestay. Saat sebut Manuel terdapat lebih dari 100 homstay.
” Kita juga tingkat pemberdayaan masyarakat seperti asosiasi homestay sekarang disana ada 100 lebih homestay milik masyarakat tersebar di pulau-pulau. Murni masyarakat kalau dari luar itu resort yang kelas menengah ke atas,” katanya.
Setiap tahun pemerintah Raja Ampat membwrikan bantuan Rp10 miliar untuk menunjang homestay yang dikelola masyarakat.
” Bagaimana mereka punya homestay layak dihuni dan punya fasilitas. Setiap tahun kita anggarkan Rp10 miliar untuk peningkatan homestay,” ungkapnya.
BACA JUGA