Telkomsel Raih Spektrum Frekuensi 2,3 GHz, Upaya Mendukung Rencana Pita Lebar Indonesia 2014-2019

2: Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah (kiri) dan Direktur Planning & Transformation Edward Ying memperlihatkan surat Keputusan Menkominfo yang menetapkan Telkomsel sebagai pemenang lelang spektrum untuk frekuensi 2,3 GHz saat berlangsungnya konferensi pers di Jakarta, Senin (23/10/2017)

JAKARTA, Inibalikpapan.com–  Telkomsel menegaskan komitmen untuk memaksimalkan penggunaan spektrum tambahan frekuensi 2,3 GHz, untuk mendukung  Rencana Pita Lebar Indonesia 2014-2019. Investasi yang dilakukan Telkomsel dalam memperoleh tambahan spektrum menunjukkan keseriusan Telkomsel dalam menyediakan layanan broadband terbaik bagi pelanggan.

Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengatakan pihaknya bersyukur telah ditetapkan menjadi pemenang lelang frekuensi, dengan nilai Rp 1.007.483.000.000.  Berdasarkan strategi investasi yang matang dengan dukungan finansial yang kuat, tambahan spektrum ini akan dimanfaatkan untuk memperkuat layanan 4G LTE dan  memaksimalkan kualitas layanan broadband bagi pelanggan di berbagai wilayah di Indonesia. “Kami berharap hal ini akan mendukung ekosistem digital di Indonesia, termasuk e-commerce, dan mendorong perkembangan usaha kecil dan menengah,” katanya di Jakarta, belumlama ini.

Ririek juga menambahkan bahwa seiring konsistensi dan komitmen Telkomsel untuk membangun jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia, termasuk wilayah pelosok dan perbatasan negara, tambahan spektrum ini akan mendukung upaya perusahaan untuk membuka akses informasi yang lebih luas bagi masyarakat di perdesaan.

“Dengan kecepatan akses mobile broadband yang lebih tinggi, kami mampu menghadirkan pengalaman digital lifestyle terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Ririek.

Telkomsel telah memperoleh spektrum dengan harga wajar yang jauh lebih rendah dari operator lain di negara berkembang lainnya, seperti salah satu operator telekomunikasi di India yang membayar sekitar empat kali lebih besar, yakni sebesar 0,34 dolar AS/MHz/populasi dibandingkan yang dibayarkan Telkomsel sebesar 0,08 dolar AS/MHz/populasi.

Dibandingkan dengan negara maju, seperti Korea Selatan, Singapura, Australia, dan Hongkong, harga yang dibayarkan operator di negara-negara tersebut lebih tinggi 1,5 hingga 5 kali lipat dibandingkan yang dibayarkan Telkomsel.

“Saat ini ketersediaan spektrum di Indonesia masih sangat terbatas dan sangat langka, sementara perbandingan antara jumlah pelanggan dan alokasi spektrum frekuensi yang dimiliki Telkomsel tidak proporsional. Dengan pertimbangan tersebut dan untuk mengakomodasi pertumbuhan pelanggan dengan jumlah populasi yang sangat besar di Indonesia, nilai tambahan spektrum ini menjadi sangat tinggi dan penting untuk Telkomsel,” jelasnya.

“Selanjutnya untuk tahap awal kami berencana untuk membangun lebih dari 500 BTS menggunakan spektrum 2,3 GHZ dalam tiga bulan ke depan terutama di wilayah-wilayahyang paling tinggi kebutuhan layanan datanya setelah melalui proses sesuai ketentuan termasuk uji laik operasi,” sambungnya.

Tambahan ini, memungkinkan pelanggan akan menikmati kecepatan akses maksimalmobile broadband hingga 400 Mbps, yang menjadikan Telkomsel operator dengan kecepatan akses terbaik di Indonesia.

Komposisi alokasi frekuensi yang dimiliki Telkomsel yakni frekuensi 2,3 GHz dengan lebar pita 30 MHZ, frekuensi 2,1 GHz dengan lebar pita 15 MHz, frekuensi 1,8GHz dengan lebar pita 22,5 MHz, frekuensi 900 MHz dengan lebar pita 7,5 MHz, dan frekuensi 800 MHz dengan lebar pita 7,5 MHz.

Dalam hal pembangunan jaringan, hingga semester pertama tahun 2017, Telkomsel telah membangun lebih dari 146.000 BTS, di mana sekitar 65% di antaranya merupakan BTS broadband (3G dan 4G). Saat ini Telkomsel terus melanjutkan pembangunan layanan 4G LTE ke wilayah yang lebih luas, di mana saat ini telah melayani lebih dari 120 juta pelanggan di sekitar 480 ibukota kabupaten.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.