Teluk Balikpapan Tercemar Logam Berat Akibat Aktivitas Tinggi, Berikut Hasil Uji Laboratorium
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Direktur Eksekutif Pokja Pesisir Mapaselle mengatakan, kini kondisi Teluk Balikpapan kian memprihatinkan. Karena cemaran akibat limbah industri, tumpahan minyak hingga batu bara.
Semakin parah, dengan kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Karena Teluk Balikpapan menjadi jalur utama pengangkutan material untuk pembangunan IKN. Seluruh material diangkut menggunakan kapal laut.
“Kalau data KSOP itu dalam sebulan ada 1.200-1.400 kapal hilir mudik. Artinya setiap hari mencapai 40-an (kapal). Itu mulai logistik bongkar muat, tongkang batu bara, BBM, juga material pembangunan IKN,” ujarnya
Dia mencontohkan, tingginya cemaran di Teluk Balikpapan. Paling mudah melihat pesut di Kampung Baru di rumah-rumah penduduk. Di Kariangau, Tanjung Baru hingga Muara Sungai Temadung.
“Perubahannya, pesut itu dulu gampang ditemui, di Kampung Baru di rumah-rumah penduduk sudah bisa dilihat sekitar 100 meter. Sekarang sulit sekali. Kami duga karena cemaran yang tinggi. Aktivitas perairan yang terus meningkat,” ujarnya.
“Kan ada pesut yang ditemukan mati, buaya sebulan lalu ukuran 5-6 meter lalu-lalang di daerah pemukiman penduduk dekat jembatan Pulau Balang dan Pantai Lango. Habitat mereka rusak, semakin banyak kawasan mangrove rusak,”
Dilansir dari Kompas.com terbitan 4 Januari 2009 dengan judul “Kualitas Air Teluk Balikpapan di atas Baku Mutu”, pada 2008 lalu, hasil pemantauan Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan kualitas air di Teluk Balikpapan yang melampaui baku mutu. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut.
“Kemudian setelah tumpahan minyak mentah Pertamina, belum lagi batu bara, aktivitas industri dan keberadaan IKN juga makin memperparah dugaan kami. Itu sangat berdampak pada tangkapan nelayan,” ujarnya.
Untuk mengkonfirmasi informasi tersebut, inibalikpapan.com melakukan uji mandiri pada kualitas air laut di Teluk Balikpapan tersebut. Uji logam berat dilakukan di laboratorium Sucofindo, pada 31 Juli lalu. Sampel air diambil dari Teluk Balikpapan.
Dari hasil uji laboratorium tersebut, ditemukan standar baku mutu sampel masih berada di bawah ketentuan yang diatur oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
Dalam beleid itu, baku mutu logam berat untuk air laut khusus merkuri (Hg) ditetapkan 0,001 mg/L. Sedangkan Kadmium (Cd) yakni 0,01 mg/L, arsenic yakni 0,012 mg/l, Zinc (Zn) yakni 0,05 mg/L, Tembaga (Cu) yakni 0,008 mg/L, Timbal (Pb) 0,008 mg/L, dan Nikel (Ni) yakni 0,05 mg/L.
Dari uji sampel, kandungan jenis logam berat terindikasi ada di Teluk Balikpapan berada di bawah standar baku atau standar yang ditenggang dari aturan lingkungan hidup. (lihat tabel).
Tabel Hasil Uji Laboratorium di Teluk Balikpapan
No | Parameter | Unit | Air Teluk Balikpapan | Methods |
1 | Mercury | mg/L | <0.0008 | 3112B |
2 | Arsenic | mg/L | <0.0025 | 3114C |
3 | Cadmium | mg/L | <0.001 | 3120B |
4 | Zinc | mg/L | <0.015 | 3120B |
5 | Lead | mg/L | <0.013 | 3120B |
Meski masih di batas tenggang, namun indikasi cemaran logam berat terjadi di Teluk Balikpapan berisiko bertambah karena tingginya aktivitas industri dan transportasi di Teluk Balikpapan. Apalagi, tak ada pengawasan yang ketat.
“Kekeruhan yang tinggi, sedimen yang tinggi, rusaknya terumbu karang dan padang lamun membuat kualitas perairan Teluk Balikpapan semakin menurun. Hal inilah menjadi penyebab semakin menurunya pendapatan nelayan,” ujarnya.
Direktur Lembaga Ecological Observation and Wetlands Conservation atau Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) Prigi Arisandi menyatakan, dengan aktivitas yang tinggi di Teluk Balikpapan kemungkinan tercemar itu sudah pasti.
“Menurut saya sih memang akan sangat memungkinkan terjadi pencemaran logam berat dari transportasi, dari tambang batubara, minyak, material IKN dan aktivitas industri sekitar Teluk Balikpapan,” ujarnya.
“Menurut saya ini ini ancamanya kepunahan ikan, kemudian kalau air itu jadi bahan baku (PDAM) akan sangat mengancam.”
BACA JUGA