Tersedia Di Dua Pasar Tradisional Balikpapan, Launching Kios Penyeimbang
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemkot Balikpapan menyambut baik dengan adanya kios penyeimbang yang merupakan salah satu upaya pemerintah sebagai perwujudan pelaksanaan program 4K khususnya pada keterjangkauan harga ketersediaan pasokan kebutuhan pangan.
“Kita pahami 90 persen kebutuhan pokok di Balikpapan berasal dari luar daerah, dan ini sangat berpengaruh terhadap gejolak harga dan inflasi,” kata Pjs Wali Kota Balikpapan Ahmad Muzakkir, Jumat (25/10/2024).
Kata Ahmad, pemkot telah menyiapkan dua lokasi yang dipilih jadi tempat kios penyeimbang ada di dua pasar tradisional yakni Pandansari dan Klandasan, karena kedua pasar tersebut memiliki nilai strategis untuk menjadi pasar pantauan oleh kementerian perdagangan.
“Nantinya kios penyeimbang dikelola perumda manuntung sukses dan terkait komoditi akan dipasok melalui fasilitas kerja sama antar daerah,” akunya.
Dirut Perumda Manuntung Sukses BalikpapanAndi Sangkuru mengatakan, rencananya kios penyeimbang ini akan ada di Pasar Klandasan dan Pasar Pandansari. Yang mana merupakan inovasi dari pemkot dalam upaya mengatasi inflasi dan menjaga ketersediab bahan pokok di masyarakat.
“Dimana Perumda Manuntung Sukses disebagai BUMD diamanahkan dan ditugaskan untuk mengelolah kios penyeimbang,” kata andi.
Andi menambahkan, kios penyeimbang yang menyediakan komoditi terdiri beras, minyak goreng, gula, telur dan sayur mayur, cabe dan tomat dan bawang.
“Termasuk dapat dukungan mitra suplayer dan perbankan,” akunya.
“Yang mana sayur mayur didukung DP3 dengan berdayakan gabungan kelompok tani,” tambahnya.
Harga Jual Lebih Rendah
Adapun produk yang dijual di kios penyeimbang adalah produk holtikultura dan sembilan harga pokok (sembako). Ia memastikan harga produk yang dijual di kios di bawah harga pasaran. Namun ia juga menekankan program ini akan tepat sasaran.
“Harganya lebih rendah dari kios yang ada, namun tidak terlalu jauh. Sehingga kami yakin kalau hanya selisih sedikit, pembeli adalah konsumen langsung dan pedagang tidak membeli disini. Jumlah barang yang dibeli juga kita batasi agar semua bisa kebagian,” kata Andi.
“Sempat muncul pertanyaan jangan sampai program ini seperti menabur garam di lautan. Namun kita ikhtiar saja sambil kita terus evaluasi kedepannya seperti apa. Learning by doing,” ujarnya lagi optimis.
Andi mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan isi kios penyeimbang, pihaknya telah bermitra dengan produsen bahan pangan berupa sembako dari salahsatu produsen di Jakarta. Sementara untuk produk holtikultura pihaknya kerjasama dengan Dinas Pertanian Peternakand an Perikanan dengan memberdayakan petani lokal, khususnya Balikpapan dan Kaltim.
“Program kios penyeimbang ini anggaran murni dari Perumd. Dan kami dapat penugasan untuk membantu pemerintah mengendalikan harga kebutuhan pokok,” kata Andi.
BACA JUGA