Tes Reagen NS1, Upaya Deteksi Kasus DBD Di Balikpapan

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Dalam upaya mengantisipasi kasus demam berdarah dengue (DBD) yang meningkat bulan-bulan terakhir, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan memiliki reagent khusus yang ada di Puskesmas untuk mendeteksi kasus DBD pada anak.

Kepala DKK Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakab, DKK Balikpapan sudah menyiapkan alat tes reagen NS1 yang spesifik untuk DBD.

“Alat ini tersedia di puskesmas wilayah masing-masing. Artinya, bisa dilakukan deteksi dini selama pasien juga datang cepat untuk pemeriksaan. Dan reagent ini gratis kepada pasien,” jelas Andi Sri Juliarty kepada media, Selasa (3/10/2023).

Disebutkannya Kota Beriman masih harus waspada, sebab hingga Jumat (29/9) total kasus DBD terkini 1.681 kasus, dengan jumlah kematian empat orang. Ini data kumulatif dari Januari sampai September.

Kepala DKK Balikpapan menuturkan, tren kasus DBD mengalami pergeseran wilayah. Sebelum ada project kelambu air, pihaknya menemukan kasus DBD terbanyak di Balikpapan Selatan. Kemudian, selanjutnya beberapa waktu lalu bergeser ke Balikpapan Utara.

“Kini, sejak dua minggu terakhir bergerak ke tengah,” sebutnya. Sebagian besar pasien DBD merupakan anak-anak berusia 5-14 tahun.

Dan selama ini terdapat keterlambatan pasien saat melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan. Apalagi, biasanya gejala DBD berupa demam, batuk, pilek.

“Jadi, membuat orang terkecoh dikira penyakit inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan membeli obat sendiri,” bebernya. 

Namun setelah lewat tiga hari, pasien baru ke puskesmas yang membuat penanganan sudah terlambat. Sementara, masa kritis DBD pada hari kelima dan keenam.

“Mohon waspada pada hari-hari kritis ini memang demam turun, tapi turun karena shock. Bukan karena sembuh,” ucapnya.

Terpisah, Kepala UPTD Puskesmas Manggar drg Ida Kurniati mengatakan, jumlah penduduk Kelurahan Manggar 42.195 jiwa. Sementara ada 32 kasus positif DBD dan tidak ada korban jiwa. Yang terdiri dari 17 laki-laki dan 15 perempuan, dari usia 1 tahun hingga usia 44 tahun yang menjadi korbannya.

“Jika ditemukan ada kasus akan dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan melakukan PSN bersama RT, kelurahan dan warga masyarakat dengan melakukan 3M plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia,” jelasnya.

Ida juga mengatakan, pembentukan kader jumantik di semua RT di Kelurahan Manggar juga dilakukan, dengan di bawah koordinasi Puskesmas Manggar. 

“Kewaspadaan memang perlu ditingkatkan karena kemungkinan perkembangbiakan nyamuk, sehingga tidak menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) DBD,” sebutnya.

Dia berharap tidak ada lagi kasus DBD di Kelurahan Manggar, sehingga terhindar dari adanya kematian karena DBD. 

“Mari sama-sama lakukan 3M plus agar lingkungan dan keluarga bisa terhindar bahaya DBD,” pungkasnya. 

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.