Tetap Optimis Meski 2021 Retail Modern Masih Alami Turbulansi Ekonomi

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Dampak covid hingga kini masih dirasakan pelaku usaha termasuk pengelola mall di Balikpapan. Belum ada yang bisa memperikirakan kapan ekonomi akan bangkit seiring ditemukan vaksin covid di akhir 2020 ini.

Pertumbuhan ekonomi dan komsumsi masyarakat sangat dipengaruhi dengan perjalanan akhir covid-19. Ini diperkirakan tahun 2021 semester II baru bisa terlihat adanya pergerakan ekonomi termasuk ratail modern.

2021 diperkirakan ekonomi termasuk retail modern. mall masih alami guncangan dan tekanan ekonomi yang mempengaruhi bangkit atau jatuhnya entitas pelaku usaha. Termasuk keberlangsung pengelolaan mall atau swalayan.

General Manager E Walk dan Pentacity BSB Balikpapan  Yudhi Saharuddin menilai butuh waktu minimal enam bulan untuk recovery. Retail mall sangat bergantung pada peningkatan komsumsi masyarakat. “Tapi belum ada yang bisa prediksi apa yang terjadi pada tahun depan,” ujarnya saat ngobrol ringan melalui pesan elektronik kepada Inibalikpapan.com, Sabtu pagi (26/12/2020).

Kondisi ini dialami hamper merata di kota-kota besar di Indonesia termasuk Jakarta sebagai pusat barometer ekonomi Indonesia.

Mall di Jakarta bahkan sebutnya data yang diperoleh beberapa hari kemarin hanya 30 persen saja rata-rata pengunjung di akhir pekan termasuk liburan natal 2020 dibandingkan 2019 lalu.

Di Pentacity maupun E Walk juga mengalami hal sama.  Ungkap Yudi jumlah kunjungan orang perhari pada weekend atau liburan natal 2020 ini hanya 56-58 persen saja.

“Pengunjung Pentacity-BSB pada natal tahun 2020 masih sekita 56% dari pengunjung pada natal th 2019. Pengunjung ewalk-BSB pada natal tahun 2020 masih sekita 58% dari pengunjung pada natal th 2019,” ungkapnya.

Pada tahun lalu periode yang sama jumlah pengunjung perhari capai 40 ribu. Dengan luasan 60 ribu area tenant. Jumlah itu masih mencukup dalam artian pengunjung masih nyaman karena orang datang secara bergantian.

Lanjut Yudhi penurunan ini hal wajar dalam kondisi covid karena adanya pembatasan jumlah kapasitas yg diperbolehkan masuk kedalam tenant termasuk restoran dan bioskop.

“Serta masih bebera tenant yg belum buka (contoh permainan anak2) serta beberapa toko yang sdh  memilih tutup karna faktor ekonomi, menjadi faktor menurunnya pengunjung jika dibanding dengan tahun lalu,” katanya menganalisis.

Seiring dengan adanya perubahan perilaku customer yang  memang kelihatan mengurangi kunjugan ke tempat keramaian seperti mall. Dapat dilihat dari lamanya customer di mall jika dibanding semasa normal pengunjung bisa rata-rata  3jam lebih bersantai di mall, “Tapi saat ini rata-rata dibawah 2 jam, artinya setelah kebutuhan terpenuhi pengunjung bergegas untuk pulang,” ungkapnya.

Tentu saja hal  ini berimbas pada  penurunam occupancy tenant di Mall. Namun setidaknya ada hal positif yang terjadi selama covid yakni menyangkut habit pengunjung.

“Ada kebiasaan baru yang positif  yakni beberapa toko masih bisa mempertahankan omzetnya sama dengan  tahun lalu, artinya rata-rata orang  ke mall tujuan berbelanja bukan lg hanya sekedar jalan2 (window shopping),” katanya.

Hal lain mungkin mengurangi orang berlama-lama di mall karena tidak terjadinya event-event hiburan juga sangat dibatasi. Menurutnya event-event  hiburan yang  sifatnya mengumpulkan massa (kerumunan) belum bisa diadakan sehingga orang  yang datang memang untuk belanja kebutuhan hidup.

Di BSB selama ini, beberapa anchor tenant (menggerak pengunjung datang)  yakni H&M, Matahari, Hypermary dan Food Mart dan SOGO. Pada 2021 direncanakan menyusul kehadiran Informa di Pentacity.

“Ada optimism dari beberapa tenant besar untuk 2021. Informa akan buka di Pentacity pada Januari 2021,” tuturnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.