Tiga Catatan Kritis GMKI Balikpapan Terkait Pembangunan Daerah
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Balikpapan memberikan catatan kritisnya terkait pembangunan yang dilakukan Pemerintah kota (Pemkot) sepanjang 2023.
“GMKI Balikpapan sangat menyayangkan dan menilai masih banyak persoalan yang tak selesai setahun terakhir ini. Padahal persoalan itu dapat selesai di tahun ini ketika Pemkot Balikpapan serius dan mengambil sikap tegas.,” ujar Ketua GMKI Balikpapan Septianus Hendra dalam siaran persnya,
Hendra menjabarkan sejumlah persoalan itu. Pertama mengenai banjir di perumahan Griya Permata Asri (GPA) yang tak tuntas. Persoalan ini menyangkut dua developer perumahan yang saling mempertahankan egonya.
Disisi lain peran Pemkot Balikpapan juga sangat dibutuhkan untuk ikut menyelesaikannya. Diketahui ada sebanyak 22 rumah dan 11 kepala keluarga yang terkena dampak dari genangan air yang terperangkap ini.
“Ini kan masalah yang berlarut-larut hingga kini sudah lima bulan, tetapi belum ada titik terangnya juga. Memang kemaren sempat ada pembahasan namun sekarang warga di sana seperti di biarkan lagi,” ujarnya.
Kemudian proyek pengendalian banjir DAS Ampal. Proyek senilai 136 miliar ini ditargetkan harus rampung pada akhir tahun 2023, sesuai dengan deadline pengerjaan proyek. Namun, masih sangat jauh. Padahal, pengerjaan proyek ini sangat berdampak bagi masyarakat.
“Pertanyaannya kan kemana Pemkot Balikpapan selama ini? Kok seperti tidak ada tindakan tegas untuk kontraktor yang mengerjakan proyek, seharusnya kan ini sudah selesai, kalau begini dampaknya kan semakin panjang” ucapnya.
Apalagi, pertumbuhan penduduk di Balikpapan yang begitu cepat, imbas dari pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini tentu sejalan dengan tingkat kemacetan yang tinggi. Sejumlah ruas jalan padat merayap kendaraan.
“Balikpapan ini kan gerbangnya IKN, sebelum ke IKN para pendatang tentu ke Balikpapan dulu. Kalau Balikpapan tidak siap secara infrastruktur penunjang seperti jalan, karena dampak dari pengerjaan proyek DAS Ampal kan malah memperlihatkan kesemrawutan kota,” jelasnya
Persoalan yang ketiga, mengenai krisis air bersih. Seperti yang diketahui bahwa sumber air baku utama hanya berasal dari tadah air hujan saja. Sementara hanya ada dua tempat tadah saja yakni Waduk Manggar dan Bendungan Teritip yang menyuplai air bersih ke rumah-rumah warga.
“Ini persoalan tahunan, jika memasuki musim kemarau pasti Balikpapan akan dilanda kekeringan dan kesusahan air bersih. Pemkot seharusnya sudah memikirkan langkah mitigasinya, jangan terus-terusan mempersalahkan kemaraunya” imbuhnya
Dia juga mendorong agar persoalan-persoalan tersebut, t cepat terselesaikan di tahun mendatang. Kemudian juga bertepatan pada momentum pemilu 2024 ini, dia mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi.
“Mari kita bersama-sama ikut memberikan hak suara, ikut menciptakan pemilu yang damai dan berintegritas,” pungkasnya.
BACA JUGA