Tiga WNA Tewas di Tambang Kotabaru, Polda Kalsel Diminta Usut Hingga Tuntas
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Tiga tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok tewas di tambang bawah tanah milik PT Sumber Daya Energi (SDE) di Desa Magalau Hulu Kecamatan Kelumpang Barat, Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan (Kalsel).
Tewasnya tiga TKA tersebut mendapat sorotan langsung dari Komisi III DPR RI. Mereka pun langsung melakukan pertemuan dengan Polda Kalsel, Jumat (31/03/2023) kemarin.
Dikutip dari laman DPR, Wakil Ketua Komisi III Pangeran Khairul Saleh mengatakan, mereka ingin memastikan penyelidikan kasus tersebut ditangani sesuai prosedur.
“DPR RI menyoroti tewasnya tiga TKA di tambang bawah tanah PT. SDE untuk memastikan bahwa penyelidikan kasus tersebut berjalan sesuai prosedur dan terungkap apa yang menjadi penyebabnya,” ujarnya
Tiga WNA asal Tiongkok yang tewas berinisial JY (51), XT (42) dan LD (46). Mereka tewas saat bekerja di tambang terowongan di Desa Magalau Hulu Kecamatan Kelumpang Barat pada Senin 13 Maret 2023 lalu.
“Kami mendukung langkah Kapolda Kalsel dan jajarannya yang menghentikan penambangan untuk sementara waktu, selama proses penyelidikan berlangsung,” imbuh mantan Bupati Banjar itu.
Dia meminta Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turun ke lapangan mengungkap penyebab kematian tiga WNA tersebut
Menurutnya, harus ada tindakan tegas bagi pihak-pihak yang bertanggungjawab atas kematian tiga WNA itu. Karenanya dia minta Kementerian ESDM bekerjasama dengan polda Kalsel
“Baik dari sisi kesalahan prosedur, maupun dari sisi amdal. Khususnya sisi pemantauan atau pengendalian lingkungannya,” ujarnya.
“Baik yang underground maupun open pit, sehingga peristiwa semacam ini tidak lagi terjadi di kemudian hari.”
Sementara, Kapolda Kalsel Brigjen Pol Andi Rian mengungkapkan bahwa proses penyelidikan kasus tewasnya tiga TKA masih terus berjalan dan dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi.
“Hari ini juga sedang dilakukan visum terhadap tiga jenazah TKA di RS Bhayangkara Banjarmasin, mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan akan keluar hasilnya dan diketahui apa penyebab utama kematiannya,” jelasnya.
Kapolda menambahkan, dalam waktu dekat akan meminta jajarannya menginventarisasi perusahaan tambang di Kalsel untuk berkoordinasi terkait SOP pengamanan agar peristiwa kecelakaan kerja serupa tidak terulang kembali.
“Jatuhnya korban jiwa dalam peristiwa penambangan bawah tanah menjadikan alasan kepolisian turun tangan untuk mengusut tuntas kasus ini,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Inspektur Tambang telah menyetop operasional PT SDE. Sampai adanya rekomendasi dari KemenESDM. PT SDE memiliki izin usaha pertambangan sejak 2014 lalu.
Namun, hingga kini belum masuk tahap operasi produksi. Kegiatan perusahaan memang baru dimulai sejak 2021. Pada tahun itu baru tahap pembangunan infrastruktur. Baru pada 2022 lalu, PT SDE mulai menggali terowongan.
BACA JUGA