Tim Labfor Angkut Kabel dan Abu dari Puing Kebakaran Klandasan Ulu

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Bekas atap seng yang sudah gosong bercampur karat diperiksa kemudian dipindahkan. Berbagai kabel dan sampel abu tak luput dari perhatian petugas yang memakai rompi bersablon tulisan FORENSIK.

Begitulah sedikit gambaran Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di salah satu puing bekas rumah yang diduga menjadi asal api penyebab kebakaran di 5 RT kelurahan Klandasan Ulu pada 5 Januari lalu.

Usai memeriksa di beberapa sudut, Tim Labfor dari Mabes Polri yakni Kompol Agus Santoso dan Kompol Edy membawa beberapa sampel kabel dan abu untuk diteliti di laboratorium forensik Surabaya.

“Kami belum tahu hasilnya karena harus menunggu uji lab di sana, tunggu saja,” ucap AKP Ruslaeni, Kasatreskrim Polres Balikpapan yang mengikuti jalannya Olah TKP (8/1/2018).

Olah TKP terpusat di puing bekas rumah Mbah Ngadimun (70). “Berdasarkan keterangan saksi memang dari rumah itu tapi saya tidak bisa mengindikasikan asal mula api hingga menjadi kebakaran besar,” ucapnya

Hanya saja dirinya memastikan bahwa rumah itu berpenghuni saat terjadi kebakaran. “Kalau Polres baru meminta keterangan 5 orang saksi termasuk Ketua RT dan pastinya mereka adalah korban kebakaran,” ungkapnya.

Pudjiastuti (50) hanya bisa melihat dari jarak 10 meter dari Olah TKP. Pasalnya, rumah yang menjadi asal mula api tepat bersebelahan dengan rumah miliknya.

“Saya sudah tinggal di situ 18 tahun, sehari-hari berjualan soto di taman depan SDN 003,” ucapnya sembari menunjuk gedung sekolah dasar terbakar pada gedung laboratorium bahasa.

Menurut kesaksian Pudjiastuti, rumah milik Mbah Mun (Ngadimun) disewakan kepada seorang pendatang asal Banjarmasin dan dalam keadaan kosong saat kebakaran terjadi. “Dulu Mbah Mun juga tinggal dengan cucunya di rumah itu,” sebutnya.

Tak hanya menyaksikan Olah TKP, Pudjiastuti yang sementara ini tinggal di tenda penampungan juga ingin membangun rumahnya kembali. Namun keinginan itu sulit terealisasi karena 1,5 hektare lahan yang terbakar milik Kodam VI Mulawarman. Termasuk lahan yang sebelumnya berdiri rumah Pudjiastuti.

“Maunya sih bisa bangun rumah lagi. Saya juga dapat bantuan sembako, pakaian dan uang Rp7,5 juta selama tinggal di penampungan, yang bagikan Pak RT dan semua rata dapatnya segitu,” ungkapnya.

Sebelumnya, kebakaran hebat melanda 101 rumah dari 5 RT yakni RT 11, 12, 13 serta RT 22 dan 23 di kelurahan Klandasan Ulu. Akibatnya, 121 Kepala Keluarga dengan 353 jiwa kehilangan tempat tinggal.

Kebakaran juga memakan korban 3 orang tewas terpanggang. Ketiganya merupakan ibu dan dua orang anak yakni Siti Aminah (35), Dafra (7) serta Fauzan (3).

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.