Tiongkok Taiwan Lai Ching-te
Presiden Taiwan Lai Ching-te (X/@ChingteLai)

Tiongkok Sebut Presiden Taiwan Lai Ching-te Sulut Konflik Lebih Besar

BEIJING/TAIPEI, inibalikpapan.com – Pemerintah Tiongkok sebut presiden Taiwan Lai Ching-te akan sudah berniat jahat meningkatkan ketegangan dua negara.

Pernyataan ini terkait pidato utama yang Lai akan sampaikan Lai di Taipei dimana respon militer Tiongkok bisa berakibat fatal.

Pemerintah Tiongkok sebut Lai sebagai separatis setelah ia menjabat pada Mei 2024 pasca memenangkan pemilu bulan Januari 2024.

Beijing mengklaim Taiwan memiliki pemerintahan demokratis sebagai wilayahnya sendiri, namun Lai dan pemerintahannya tak menganggap demikian.

Lai berkomentar pada akhir pekan lalu bahwa mustahil bagi Republik Rakyat Tiongkok untuk menjadi ibu pertiwi Taiwan. Pasalnya, Taiwan memiliki akar politik yang lebih tua.

Lai terus menjajakan teori bahwa kedua sisi Selat Taiwan adalah dua negara yang terpisah, katanya dalam sebuah pernyataan.

“Kekeliruan Lai Ching-te mengenai kemerdekaan Taiwan hanyalah anggur lama dalam botol baru. Hal ini, sekali lagi, memperlihatkan pendiriannya yang keras kepala terhadap kemerdekaan Taiwan. Dan ia punya niat jahat untuk meningkatkan permusuhan dan konfrontasi,” begitu pernyataan pemerintah Tiongkok.

7 Kesepakatan Presiden Jokowi dan Presiden Tiongkok Xi Jinpeng

Pidato Presiden Taiwan Lai Ching-te di Hari Lahir Republik Tiongkok

Lai akan menyampaikan pidato utamanya pada hari nasional pada hari Kamis (10/10/2024) yang menandai penggulingan dinasti Tiongkok terakhir pada tahun 1911. Hari tersebut sekaligus  menandai lahirnya Republik Tiongkok.

Pemerintahan republik yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah dalam perang saudara dengan komunis pimpinan Mao Zedong.

Republik Tiongkok tetap menjadi nama resmi Taiwan.

Kementerian Dalam Negeri, sebagai pembuat kebijakan Taiwan, menyatakan fakta obyektif dimana Republik Tiongkok tidak pernah memerintah pulau itu sejak tahun 1949.

“Pernyataan Kantor Urusan Dalam Negeri Taiwan telah membuat rakyat Taiwan melihat dengan jelas bahwa komunis Tiongkok menganggap diri mereka sebagai satu-satunya pemerintah Tiongkok yang sah. Mereka tidak memberikan ruang bagi kelangsungan hidup Republik Tiongkok,” katanya.

Kemungkinan besar, Tiongkok akan meluncurkan latihan militer di dekat Taiwan sebagai tanggapan atas pidato Lai.

Hal ini sebagai alasan untuk menekan pulau tersebut agar menerima klaim kedaulatannya, kata para pejabat Taiwan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS angkat bicara. Pihaknya tidak bisa berspekulasi mengenai apa yang akan atau tidak akan dilakukan Tiongkok.

“Namun, perlu ditekankan bahwa menggunakan perayaan rutin tahunan atau pernyataan publik sebagai dalih atau alasan untuk melakukan tindakan provokatif atau koersif akan merusak perdamaian dan stabilitas,” kata juru bicara tersebut.

Militer Tiongkok beroperasi hampir setiap hari di sekitar Taiwan dan secara teratur melakukan apa patroli kesiapan tempur bersama.

Tiongkok juga telah melakukan serangkaian latihan lainnya dalam beberapa pekan terakhir. Latihan tersebut termasuk operasi dengan Rusia di Pasifik Barat dan uji coba penembakan rudal balistik antarbenua bulan lalu.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan bahwa Tiongkok telah menggunakan berbagai alasan untuk ‘melegitimasi latihan militer yang ditargetkan’.

“Kami terus memantau dan menganalisis dinamika pelatihan komunis Tiongkok di sekitar Selat Taiwan untuk mengantisipasi situasi tersebut,” tambah kementerian tersebut.

Lai mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka, dan telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Beijing namun ditolak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.