TNI AL Akan Diperkuat Dua Kapal Perang Canggih Buatan Dalam Negeri
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Dua unit kapal perang jenis PKR (Kapal Perusak Rudal) Fregate Class 10514 produksi galangan kapal dalam negeri yakni PT PAL Surabaya akan memperkuat jajaran TNI AL untuk mengemban tugasnya mengawal dan menegakkan kedaulatan negara di perairan yurisdiksi nasional Indonesia.
Kapal PKR 10514 dibuat di PT PAL Surabaya bekerja sama dengan perusahan galangan kapal Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS). First Steel Cutting kapal PKR-1 telah dilaksanakan pada 15 Januari 2014, dan kapal PKR-2 pada 16 Juli 2014 lalu.
Pembutan kedua kapal perang tersebut merupakan bagian dari program Transfer of Technology (ToT) dengan DSNS. Pembutan kapal tersebut selama 49 bulan. Sesuai master plan, PKR-1 akan dilaunching pada Senin (18/01/2016) 6 oleh Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P. Kapal akan diserahkan kepada TNI AL pada Januari 2017, sedangkan untuk kapal PKR-2 pada bulan Oktober 2017.
Kapal PKR 10514 memiliki panjang 105 meter dan lebar 14 meter. Dilengkapi sistem pendorong yang mampu berlayar dengan kecepatan 28 knot bila menggunakan 2 unit diesel engine propulsion dan kecepatan 15 knot jika menggunakan 2 unit electric motor propulsion. Dengan menggunakan pendorongan elektrik, kapal ini akan menghemat bahan bakar karena secara otomatis kapal bergerak dengan menggunakan tenaga listrik. Kapal ini juga didesain memiliki kemampuan “siluman” (stealth technology) atau tak dapat terdeteksi oleh radar.
Selain itu, kedua kapal produksi dalam negeri ini akan dilengkapi sensor udara yang tercanggih saat ini sehingga mampu mendeteksi sasaran di udara lebih dari 200 kilometer. Selain sistem sensor yang dimiliki, kapal PKR dilengkapi dengan sistem peralatan komunikasi modern yang mampu berkomunikasi dengan berbagai unsur lainnya seperti kapal permukaan, kapal selam dan pesawat udara baik komunikasi voice maupun data secara terbuka maupun crypto.
Kelebihan lain kedua kapal tersebut adalah persenjataannya yang sangat modern yang terintregrasi dalam sistem Sensor Weapon Control (Sewaco) yang canggih, antara lain persenjataan meriam kaliber 76 mm dan Millenium Gun 35 mm, peluncur rudal anti serangan udara dan anti kapal permukaan, serta peluncur torpedo.
Kapal PKR Jenis Fregate Class 10514 merupakan salah satu jenis KRI dalam susunan kapal tempur pemukul (striking Force) dalam armada tempur, yang mempunyai fungsi asasi mampu hadir di segala mandala operasi dan segala cuaca, dapat mengimbangi dan mengungguli kemampuan tempur Angkatan Laut Negara lain serta mampu melaksanakan fungsi tambahan yakni melaksanakan peperangan 3D (3 dimensi) yaitu, peperangan anti udara, anti kapal permukaan dan anti kapal selam. Dalam pelaksanaan tugasnya, PKR mampu dioperasikan di medan pertahanan utama dan di daerah-daerah perlawanan serta tugas tambahan dalam penanggulangan bencana di laut (SAR).
Bagi TNI AL peristiwa ini memiliki makna penting sesuai dengan kebijakan pembangunan kekuatan yang diarahkan pada perwujudan kekuatan TNI AL menuju Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF), yaitu struktur kekuatan yang disusun berdasarkan kemampuan yang diperlukan (capability design) untuk menghadapi segala bentuk ancaman dalam rangka menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan NKRI dengan segala resiko yang dihadapi, maka ke depan untuk peningkatan kemampuan sistem persenjataan, TNI AL akan terus melibatkan industri dalam negeri yang ada dalam pengadaan alutsista.
Selanjutnya kedua kapal PKR produksi PT PAL Indonesia ini direncanakan akan diberi nama dua nama pahlawan nasional Indonesia. Untuk kapal PKR-1 akan diberi nama Raden Eddy Martadinata (REM), sedangkan kapal PKR-2 akan bernama I Gusti Ngurah Rai (GNR). Kedua nama pahlawan nasional tersebut sebelumnya pernah pula digunakan pada kapal perang TNI AL yang telah di-disposed.
BACA JUGA