Total Indonesie Tahun Ini Hanya Ngebor 40 Sumur Di Blok Mahakam
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Blok Mahakam ibaratnya seorang perempuan cantik meski sudah memasuki usia 42 tahuntapi masih seksi sehingga masih banyak yang berminat untuk memilikinya. Siapapun boleh memilikinya namun jika salah mengelola tanpa memperhatian kebutuhan dan penanganannya yang seusai maka gadis seksi itu cepat tua dan tidak seksi lagi.
Di Blok Mahakam pun jika tidak dikelola dengan baik, teknologinya tidak perbarui atau diperhatian maka decline akan terjadi lebih cepat.
“Hati-hati dengan decline. Dan ini teknologinya tidak mudah dan lain sebagainya. Kalau kita salah mengelola. Itu tadi masih seksi kalau make up dan vitaminnya kurang ya peyot juga,” kata Vice Presiden Field Operation Total Indonesie John Anis usai menjadi pembicara pada acara Mahakam Executive Press Tour 2016 di Balikpapan Selasa petang (12/1/2016).
Anis mengatakan produksi minyak memang mengalami penurunan seiring dengan makin tuanya sumur dan tajamnya penurunan harga minyak dunia. Namun Total berusaha menjaga agar penurunannya tidak drastis atau anjlok ke level terbawah. “Penurunan produksi (decline) terjadi antara 25-30 persen,” sebutnya.
Di tengah kondisi harga minyak dunia yang terus mengalami penurunan hingga 35 dollar per barel, kata Anis pihaknya selalu melakukan adaptasi menyingkapi hal itu. “Artinya pada saat harga jual rendah kita harus menyesuaikan kondisi perusahaan. Cost apa nih yang bikin tinggi, apa yang bisa dilakukan supaya kita bisa optimal. Kita mungkin fokus pada yang menguntungkan yang tidak menguntungkan kita tidak lakukan,” jelasnya.
“Contoh tahun lalu jumlah sumur kita 100 kita bor. Kalau dengan harga minyak yang lebih rendah ya kita hitung ulang itu. Apakah harus sekian. Sekarang ini kita level 40 sumur (2016). Dan itu sudah dihitung dengan harga minyak sesuai intruksi pemerintah harga minyak 50 dollar barel kenyataannya 33-35 dollar per barel. Dan itu harus kita sesuaikan lagi,” sambungnya.
Karena itu pihaknya melakukan efisiensi, mengintensifkan penggunaan inovasi dan teknologi baru yang menghasilkan minyak dengan kondisi harga minyak yang lebih murah dibandingkan cara-cara sebelumnya. “Tahun lalu rata-rata 100 sumur tapi dengan harga minyak yang lebih rendah kita ngak bisa membor 100 sumur begitu kita bor dengan reservoirnya itu tidak menguntungkan,” ujarnya.
Anis menyebutkan target produksi Total Indonesie yang disampaikan ke SKK migas pada 2016 sebesar 14, 23 juta standar kaki kubik perhari untuk gas dan likuid 56.000 barel.
“Kita memang memiliki 2000 sumur namun hanya produksi sekitar 750 sumur yang aktif. Itu semua di Blok Mahakam,” ucapnya.
Total saat ini juga tengah melakukan seismik 2D di Mentawai, Sumatera. Sedangkan eksplorasi lainya melihat apakah ada prospek yang menarik dan mepertimbangkan faktor-faktor lainya
“Kendala di kita perizinan yang cukup rumit, investasi mahal, dan masalah resiko. Kita dalam investasi lihat juga portofolio dunia mana yang kemungkinan berhasilnya paling tinggi. Itu yang kita pertahankan. Dengan harga minyak yang rendah kan nggak mungkin menginves foya-foya seperti sebelumnya,” tukasnya.
Sejak 1974, Total Indonesie memiliki kontrak migas di Blok Mahakam seperti lapangan Bekapai, Tambora, Peciko, Sisi Nubi, Tunu, South Mahakam. (andi)
BACA JUGA