Transisi Energi: Indonesia Raup Pendanaan Hijau EUR 1,2 M
Baku, inibalikpapan.com,- Indonesia sukses mengamankan pendanaan hijau senilai EUR 1,2 miliar dari Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) untuk proyek energi bersih di sektor kelistrikan. Pendanaan ini diraih melalui upaya Utusan Khusus Presiden RI, Hashim Djojohadikusumo, saat memimpin delegasi Indonesia di Conference of the Parties (COP) 29 di Baku, Azerbaijan.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara PT PLN (Persero) dan KfW. Pendanaan ini akan berguna untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pumped Storage dan jaringan transmisi pendukung pembangkit hijau lainnya.
Hashim menegaskan komitmen Indonesia mempercepat transisi energi demi mencapai swasembada energi nasional yang berkelanjutan.
“Dalam lima tahun ke depan, kami menargetkan pertumbuhan ekonomi minimal 8% secara konsisten, serta pengembangan energi terbarukan,” ujar Hashim.
Ia juga menjelaskan bahwa penambahan kapasitas pembangkit energi hijau sebesar 75% dari total target 100 gigawatt dalam 15 tahun ke depan akan menjadi pilar daya saing industri nasional.
“Indonesia bertekad menjaga masa depan lingkungan melalui upaya bersama mencapai Net Zero Emissions (NZE),” tambahnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut kolaborasi dengan KfW ini akan menjadi daya tarik bagi mitra internasional lainnya untuk mendukung proyek kelistrikan berkelanjutan.
“Ini adalah langkah strategis PLN untuk memperluas kemitraan internasional, sejalan dengan aksi iklim global,” kata Darmawan.
Sementara itu, Jürgen Kern, Sustainability Officer KfW Group, menyoroti peran PLN dalam memimpin transisi energi di Indonesia.
“Kami percaya Indonesia-Jerman akan terus memperkuat kerja sama untuk mencapai transformasi hijau,” ujar Jürgen, seraya menekankan pentingnya kemitraan dalam proyek energi bersih seperti panas bumi dan air.
Kolaborasi ini menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan.
BACA JUGA